Advertorial

Studi: Makan Telur 3 atau Lebih Selama Seminggu Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Kematian Dini

Mentari DP

Editor

Menurut Victor Zhong, penulis studi dari di Chicago, telur, khususnya kuning telur, adalah sumber utama kolesterol makanan.
Menurut Victor Zhong, penulis studi dari di Chicago, telur, khususnya kuning telur, adalah sumber utama kolesterol makanan.

Intisari-Online.com – Sudah diperdebatkan selama bertahun-tahun: Apakah telur baik atau buruk untuk kesehatan kita?

Jawabannya beragam. Ada yang berkata boleh. Ada juga yang tidak.

Namun sebuah studi baru menemukan hal tak baik jika terlalu banyak mengonsumsi telur.

Dilansir dari CNN pada Sabtu (16/3/2019), menurut Victor Zhong, penulis studi dari Departemen Kedokteran Pencegahan di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, telur, khususnya kuning telur, adalah sumber utama kolesterol makanan.

Baca Juga : (Foto) Senjata-senjata yang Diduga Digunakan Pelaku Penembakan di Selandia Baru, Ada Pistol Hingga Bom

Sehingga jika orang-orang mengonsumsi tiga atau empat telur per minggu atau 300 miligram kolesterol makanan per hari, maka mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan kematian dini dibandingkan dengan mereka yang makan lebih sedikit telur.

Dalam studi yang diterbitkan Jumat di jurnal medis JAMA ini, Victor Zhong dan rekan-rekannya mencatat bahwa sebutir telur besar mengandung sekitar 186 miligram kolesterol.

Para peneliti memeriksa data dari enam kelompok studi AS termasuk lebih dari 29.000 orang yang melakukannya selama rata-rata 17,5 tahun.

Selama masa tindak lanjut, total 5.400 kasus kardiovaskular terjadi.

Data tersebut termasuk 1.302 kasus stroke fatal dan nonfatal, 1.897kasus gagal jantung fatal dan nonfatal, dan 113 kasus kematian akibat penyakit jantung lainnya.

Tambahan 6.132 peserta meninggal karena sebab lain.

Analisis Zhong, ,engonsumsi 300 miligram tambahan kolesterol diet per hari dikaitkan dengan risiko penyakit jantung 3,2% lebih tinggi dan risiko kematian dini 4,4% lebih tinggi.

Atau setiap makan setengah telur per hari dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 1,1% lebih tinggi dan risiko kematian dini 1,9% lebih tinggi karena sebab apa pun.

Baca Juga : Pria Ini Alami Infeksi Otak Karena Bersihkan Telinga Dengan Cotton Bud: Ini Alasan Mengapa Kita Tak Boleh Menggunakannya

Namun Zhong memberi catatan untuk studinya ini.

Menurutnya, penelitian lain kadang tidak memperhitungkan bahwa konsumsi telur mungkin berhubungan dengan perilaku tidak sehat lainnya.

Seperti aktivitas fisik yang rendah, merokok dan diet yang tidak sehat.

Selain itu, makanan yang mengandung kolesterol biasanya kaya akan lemak jenuh dan protein hewani.

"Sebaliknya, studi yang saya lakukan ini menganalisis semua penelitian komprehensif faktor-faktor ini," tulis Zhong.

Oleh karenanya, Dr. Robert H. Eckel dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado, menjelaskan bahwa topik ini "penting" bagi dokter, pasien, dan masyarakat luas.

Mengapa?

"Hubungan konsumsi telur dan kolesterol makanan dengan penyakit kardiovaskular sering dianggap kurang penting," tulis Eckel, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Namun, dibandingkan dengan analisis yang diterbitkan sebelumnya, hasil studi ini jauh lebih komprehensif.

“Studi ini memiliki data yang cukup untuk membuat pernyataan yang kuat.”

“Bahwa telur dan asupan kolesterol makanan secara keseluruhan tetap penting dalam mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular, dan terlebih lagi risiko semua penyebab kematian,” jelasnya.

Baca Juga : Ketika Vanessa Angel Enggan Makan-makanan Penjara, Makanan Penjara di Jepang Justru Disebut Paling Enak dan Bergizi

Hubungan antara telur dan risiko penyakit jantung dan kematian dini hanya "sederhana", katanya.

Hasil studi ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi setiap orang yang suka makan telur atau melakukan diet dengan mengonsumsi telur.

"Catat, telur adalah makanan yang bergizi,” lkata Victoria Taylor, ahli diet senior di British Heart Foundation.

“Sementara studi ini, berfokus pada jumlah telur yang kita makan, sama pentingnya untuk memperhatikan bagaimana telur dimasak dan hiasan yang menyertainya,” tutup Taylor.

Terakhir, seluruh peneliti dan ahli dalam studi menjelaskan bahwa telur itu makanan yang sehat. Namun aturlah cara memakannya. Jangan terlalu sering atau terlalu jarang.

Jadi, bijaklah saat makan telur.

Baca Juga : Vanessa Angel Tak Doyan Makanan Penjara: Seperti Ini Menu Makanan di Penjara, Harganya Hanya Rp5.000!

Artikel Terkait