Find Us On Social Media :

9 Kebiasaan yang Bisa Bikin Gemuk, Salah Satunya Makan dari Piring Besar

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 16 Maret 2019 | 21:00 WIB

 

Intisari-Online.com – Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan gula akan menyebabkan obesitas, rasanya kita sudah tahu itu.

Tetapi pola makan yang buruk ditambah gaya hidup yang tidak menentu membentuk dasar dari sebagian besar kenaikan berat badan, dan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.

Dan tahukah Anda bahwa berat badan bertambah kadang-kadang karena perilaku yang tidak kita sadari sendiri.

Ada banyak kebiasaan yang tampaknya baik-baik saja menurut kita, tetapi sebenanarnya diam-diam menambah berat badan kita.

Baca Juga : Tak Perlu Dimusuhi, Karbohidrat Tidak Bikin Gemuk Kok

Berikut ini contoh sembilan kebiasaan yang dapat menambah berat badan, seperti dilansir dari fitnessengage.

Makan makanan berlabel rendah lemak

Bertentangan dengan peringatan kesehatan masyarakat selama bertahun-tahun tentang bahaya makan lemak, penelitian baru menunjukkan gula sebagai pendorong obesitas yang jauh lebih kuat.

Selama bertahun-tahun kita semua telah membeli makanan rendah lemak karena dipasarkan sebagai makanan sehat, tetapi kenyataannya justru sebaliknya.

Makanan yang telah menghilangkan lemak alami mereka mungkin memiliki lebih sedikit kalori, tetapi lemak itu diganti dengan gula dan bahan tambahan kimia lainnya yang sebenarnya jauh lebih buruk.

Semua gula itu digunakan atau disimpan oleh tubuh dengan cepat, membuat kita lapar lagi dalam waktu singkat.

Ironisnya, jika kita baru saja makan dengan jumlah lemak sehat dan tak jenuh dalam jumlah yang baik, kita mungkin akan makan lebih sedikit kalori total sepanjang hari karena akan tetap kenyang lebih lama.

Makan terlalu cepat

Tentunya tidak masalah seberapa cepat kita makan makanan kita, jika ternyata jumlah makanannya sama secara keseluruhan, kan? Ya itu benar.

Tetapi masalahnya terletak pada fakta bahwa dibutuhkan perut kita sekitar 20 menit untuk memberi sinyal ke otak bahwa kita kenyang.

Itu berarti bahwa ketika kita menyendok makanan, kita tidak menyadari bahwa kita makan berlebihan sampai terlambat.

Luangkan waktu, setidaknya 20 menit, untuk menyelesaikan setiap makan.

Sebuah penelitian dari University of Rhode Island menemukan bahwa orang yang makan perlahan dan menikmati makanan mereka sebenarnya mengambil 1/3 kurang dari makanan mereka.

Ini adalah salah satu strategi yang baik untuk memperlambat dengan memotong makanan menjadi gigitan yang lebih kecil.

Baca Juga : 7 Makanan Ini Dapat Kita Makan Sepuasnya Karena Tidak Bikin Gemuk

Melewatkan makan

Sepertinya melewatkan satu atau dua kali makan berarti lebih sedikit kalori yang dikonsumsi dalam sehari.

Lagipula, mengambil kalori lebih sedikit daripada yang Anda bakar adalah keseluruhan tujuannya.

Padahal, hal itu justru terbukti menambah, bukannya menghilangkan, berat badan. Dan ini dua alasannya.

Pertama, metabolisme Anda melambat ketika Anda melewatkan waktu makan, yang berarti dibutuhkan waktu lebih lama untuk membakar kalori saat Anda makan.

Dan kedua, Anda lebih mungkin makan berlebihan ketika sampai di meja kelaparan.

The American Journal of Epidemiology menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan mengejutkan 4,5 kali lebih mungkin mengalami obesitas.

Makan dengan teman yang gemuk

Itulah sifat manusia. Ketika kita berada dalam kelompok sosial yang mendukung perilaku tertentu, maka kita cenderung terlibat dalam perilaku itu.

Apakah teman Anda kelebihan berat badan atau tida, jika mereka makan berlebihan, maka Anda sekitar 57% lebih mungkin melakukan hal yang sama.

Menariknya, penelitian juga menunjukkan bahwa makan di hadapan orang yang kelebihan berat badan bisa membuat Anda makan berlebihan meskipun orang lain tidak.

Ini bukan untuk mengatakan bahwa Anda tidak boleh berteman dengan orang yang kelebihan berat badan.

Alih-alih, rencanakan berbagai aktivitas yang membakar kalori dengan cara yang menyenangkan.

Gunakan kecenderungan manusia itu untuk melakukan apa yang dilakukan teman Anda demi keuntungan Anda.

Baca Juga : Kakak Kandung Zul, Korban Penembakan di Selandia Baru, Meminta Hoaks Kematian Adiknya Dihentikan

Tidak cukup tidur

Tidur dan penambahan berat badan sepertinya tidak mungkin dikaitkan, tetapi memang demikian.

Secara kimiawi, kurang tidur akan meningkatkan kadar hormon stres kortisol Anda, yang pada gilirannya mengacaukan kemampuan tubuh untuk memproses gula melalui insulin. Semua kelebihan gula itu berubah menjadi lemak.

Kelelahan juga menyebabkan pilihan yang buruk karena kita tidak punya energi untuk berbelanja dan memasak makanan sehat.

Akhirnya Anda akan memesan makanan cepat saji dan melewatkan gym, menciptakan lingkaran setan di mana tidak pernah ada cukup energi untuk mengambil tindakan sehat yang diperlukan untuk membalikkan keadaan.

Makan dari piring besar

Pasti Anda bertanya, kok bisa? Kita secara tidak sadar menggunakan rasio makanan dengan diameter piring untuk menilai apakah porsi kita cukup.

Ketika kita memakai piring besar, maka jumlah makanan yang tepat tidak akan tampak seperti sisa-sia.

Di piring yang lebih kecil, dengan porsi yang wajar, membuat kita merasa puas karena kita makan sepiring penuh. Dan memang, kita akan merasa kenyang, tidak terlalu berlebihan.

Sebuah penelitian di Spanyol menetapkan bahwa orang cenderung makan lebih sedikit dari piring merah. Jadi ingatlah itu ketika Anda pergi berbelanja untuk alat makan baru.

Lupa apa yang diminum

Soda dan jus tidak benar-benar membuat orang merasa kenyang, setidaknya tidak untuk waktu yang lama, tetapi hanya satu botol saji yang mengandung gula sebanyak yang seharusnya kita dapatkan sepanjang hari.

Minum lebih banyak air adalah pilihan terbaik Anda, tetapi teh dan kopi yang dimaniskan dengan ringan juga merupakan pilihan bagus yang dapat mencegah kebosanan tanpa menambah banyak kalori pada hari Anda.

Baca Juga : Inilah Makanan Vanessa Angel saat di Dalam Penjara yang Bikin Dia Ingin Bunuh Diri

Makan tanpa berpikir

Salah satu waktu terburuk untuk makan adalah ketika Anda menonton televisi, karena statistik menunjukkan bahwa Anda cenderung makan 5-10 kali lebih banyak daripada jika Anda tidak terganggu. Ini bukan hanya TV.

Makan siang di meja Anda atau di tengah-tengah diskusi emosional juga bisa menciptakan gangguan yang cukup untuk makan berlebihan tanpa menyadarinya.

Jika Anda ingin makan tidak terganggu, cobalah makan sesuai porsi atau camilan setelah emosi hilang.

Tidak merencanakan sebelumnya

Jika Anda menunggu sampai Anda kelaparan untuk memutuskan apa yang akan dimasak, keputusan itu akan menjadi jauh lebih sulit.

Kita tidak bisa berpikir jernih ketika kita lapar. Nah, kapan terakhir  kali Anda rakus dan mengambil sepotong buah bukannya kue untuk camilan?

Otak kita dirancang untuk menginginkan kepuasan instan.

Jika Anda meluangkan waktu untuk merencanakan makanan terlebih dahulu, ada sedikit pemikiran untuk dilakukan ketika saatnya memasak.

Jika Anda benar-benar membutuhkan camilan, pastikan dapur Anda penuh dengan hal-hal yang terasa sedikit memanjakan sambil tetap menawarkan nutrisi yang kuat, seperti keripik pita gandum yang dicelupkan ke dalam hummus atau guacamole.

Nah, bagaimana dengan kebiasaan buruk tadi? Sementara kita cenderung berpikir tentang berat badan sebagai masalah tubuh, otak kita jauh lebih terlibat dalam diet kita daripada yang kita pikirkan.

Kita sebagai manusia harus merasa sadar diri untuk mengenali dan menghadapi pesan dari tubuh yang kita dapatkan.

Baca Juga : Takut Mati Kegemukan, Pria Ini Sukses Turunkan Berat Badan Hingga 84 Kg