Find Us On Social Media :

Keajaiban Tidur, Saat Terlelap Otak Mengalami Perbaikan Sel-sel Saraf

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 8 Maret 2019 | 20:30 WIB

Intisari-Online.com – Tidur adalah bagian penting dari siklus hidup sehari-hari sebagian besar hewan, termasuk manusia.

Ketika seekor hewan tidur, ia membiarkan dirinya sendiri tidak berdaya menghadapi bahaya.

Lalu, apa yang membuat tidur begitu penting sehingga kita semua mengambil risiko ini?

Baca Juga : Inilah Jenis Musik yang Cocok Untuk Pengantar Tidur, Bikin Cepat Terlelap!

Penelitian mengakui bahwa tidur memainkan peran penting dalam semua aspek kehidupan kita.

Penelitian terbaru menemukan bahwa tidur nyenyak dapat mendukung kesehatan pembuluh darah.

Mereka juga mengungkapkan bahwa tidur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi terhadap kondisi metabolisme seperti diabetes.

Baca Juga : Pria Ini Mendadak Tuli Setelah Tidur Dengan Earphone: Ternyata Ini Bahaya Tidur Menggunakan Earphone

Manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari hidup mereka untuk tidur, mengapa tidur sangat penting?

Lagi pula, waktu yang dihabiskan untuk tidur adalah ketika, secara alami, pemangsa memiliki kesempatan untuk menyerang, tanpa halangan, karena orang yang tidur membuat target yang sempurna. Lalu, mengapa kita semua mengambil risiko seperti itu secara alami?

Sebuah penelitian oleh para ilmuwan di Universitas Bar-Ilan di Ramat-Gan, Israel, telah menggali faktor kunci yang mungkin terletak di pusat kebutuhan tidur: efek restoratif pada sel-sel otak individu.

Baca Juga : Merasakan Kehangatan Saat Tidur, Siapa Sangka Pria Ini Ternyata Satu Kasur Dengan Seekor Cheetah

Tim, yang dipimpin oleh Prof. Lior Appelbaum, melaporkan temuan-temuan barunya dalam sebuah makalah studi yang muncul di jurnal Nature Communications.

Peluang sel otak untuk 'sembuh' Dalam penelitian ini, para peneliti beralih ke ikan zebra, yang sering digunakan para ilmuwan dalam penelitian karena secara mengejutkan mereka mirip dengan manusia. Bahkan, sekitar 70 persen gen manusia juga terjadi pada spesies air tawar ini.

Baca Juga : Malangnya Nasib Pasangan Lansia Ini, Tak Bisa Berjalan dan Hanya Tidur Beralaskan Tanah

Menggunakan pencitraan time-lapse 3D, para ilmuwan melihat efek tidur pada skala mikro dan mengamati bagaimana hal itu memengaruhi neuron tunggal, atau sel-sel otak.

Teknologi resolusi tinggi memungkinkan Prof. Applebaum dan tim untuk mengikuti pergerakan DNA dan protein dalam sel-sel otak. Mereka menemukan bahwa selama tidur, neuron individu mampu melakukan pekerjaan pemeliharaan pada nukleus, elemen sentral dari setiap sel, yang menutupi sebagian besar materi genetik sel itu.

Baca Juga : Tidur Larut Malam dan Bangun Kesiangan Tanda Orang Cerdas, Benarkah? Ketika nukleus mulai memburuk, informasi DNA yang dikandungnya juga menjadi rusak, dan ini dapat menyebabkan penuaan, penyakit, dan fungsi keseluruhan yang buruk pada suatu organ atau jaringan.

Selama tidur, para peneliti menjelaskan, neuron memiliki kesempatan untuk pulih dari stres yang mereka kumpulkan di siang hari dan "memperbaiki" kerusakan yang mungkin mereka alami.

Para ilmuwan mencatat bahwa selama terjaga, kadar dinamika kromosom lebih rendah daripada saat tidur, artinya sel-sel otak tidak dapat melakukan pemeliharaan DNA yang tepat. Applebaum menyamakan situasi ini dengan "lubang di jalan".

Baca Juga : Tampak Seperti Lemari, Ternyata di Dalamnya Berisi Fasilitas Lengkap dari Kamar Tidur hingga Dapur

"Jalan menumpuk keausan, terutama pada jam-jam sibuk siang hari, dan paling mudah dan efisien untuk memperbaikinya di malam hari, ketika ada lalu lintas yang sepi," jelasnya.

Karena proses ini sangat penting untuk memastikan otak tetap sehat, ini dapat menjelaskan mengapa hewan - termasuk manusia - bersedia menginvestasikan begitu banyak waktu dalam tidur, meskipun risikonya mungkin mengekspos mereka di alam.

"Kami telah menemukan hubungan sebab akibat antara tidur, dinamika kromosom, aktivitas neuron, dan kerusakan serta perbaikan DNA dengan relevansi fisiologis langsung dengan seluruh organisme," jelas Prof. Appelbaum.

Baca Juga : Wah, Ternyata Berat Selimut Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur, Khususnya Terkait Insomnia dan Kecemasan

"Tidur," tambahnya, "memberikan kesempatan untuk mengurangi kerusakan DNA yang terakumulasi di otak selama terjaga."