Find Us On Social Media :

Temukan 'Surganya', Begini Eksodus: Subkelompok Yahudi ke Kekaisaran Ottoman

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 20 Januari 2019 | 18:30 WIB

Kemakmuran Yahudi dan Perkembangan Budaya

Di dalam komunitas-komunitas, sidang-sidang diatur menurut asal geografis anggota mereka.

Dikelompokkan di sekitar sinagoge, organisasi Yahudi menyediakan semua layanan keagamaan, hukum, pendidikan, dan sosial, sehingga menciptakan masyarakat yang hampir otonom.

Sampai akhir abad ke-16, lembaga-lembaga ini sangat fleksibel, memungkinkan mobilitas yang signifikan di dalamnya.

Sepanjang abad ke-16, orang-orang Yahudi di Kekaisaran Ottoman menikmati kemakmuran yang luar biasa.

Baca Juga : Perang Atrisi: Saat Militer Israel Diam-diam Berhasil Rampas Radar Buatan Soviet

Kekaisaran berkembang pesat, dan permintaan ekonomi meningkat.

Dengan demikian populasi Yahudi dapat dengan mudah masuk ke perdagangan dengan Eropa Kristen, dan ke dalam industri-industri seperti tenun wol yang baru kemudian mulai berevolusi.

Ini juga merupakan masa mekarnya budaya: Hukum Ibrani diperkaya oleh Joseph Caro Shulchan Aruch ("Meja Disiapkan") yang akan menjadi kode otoritatif bagi seluruh bangsa Yahudi.

Sementara dari Safed di Palestina muncul Kabbalah Lurianic dari Ha- Ari, salah satu tren paling berpengaruh dalam mistisisme Yahudi.

Tampaknya komunitas-komunitas buangan ini, yang tiba-tiba terbebas dari bahaya kepunahan, dapat memberikan ekspresi ledakan kekuatan budaya yang telah tertahan oleh penganiayaan selama berabad-abad.

Baca Juga : Begini Jatuh Bangun Sejarah Israel dan Yahudi di Masa Permulaan