Advertorial
Intisari-Online.com - Ribuan tahun lalu di tempat yang sekarang disebut Israel utara, gelombang migrasi orang-orang dari utara dan timur - sekarang Iran dan Turki - tiba di wilayah tersebut.
Dan masuknya pendatang baru ini memiliki efek mendalam, mengubah budaya yang muncul.
Terlebih lagi, para imigran ini tidak hanya membawa praktik budaya baru.
Mereka juga memperkenalkan gen baru, seperti mutasi yang menghasilkan mata biru, yang sebelumnya tidak diketahui di wilayah geografis itu.
Baca Juga : Gaya Hidup Masyarakat Israel Kuno, Termasuk Pakai Jimat Penarik Hati
Dilansir dari Live Science, para arkeolog telah menemukan pergeseran populasi bersejarah ini dengan menganalisis DNA dari kerangka yang tersimpan di gua Israel.
Analisis DNA menunjukkan bahwa kerangka di gua berbeda dari orang-orang yang secara historis tinggal di wilayah itu.
Dan beberapa perbedaan genetik cocok dengan orang-orang yang tinggal di negara tetangga Anatolia dan Pegunungan Zagros, yang sekarang menjadi bagian dari Turki dan Iran.
Israel kuno (saat itu disebut Galilea) termasuk wilayah yang dikenal sebagai Levant selatan.
Baca Juga : Perang Atrisi: Saat Militer Israel Diam-diam Berhasil Rampas Radar Buatan Soviet
Levant selatan mengalami perubahan budaya yang signifikan selama periode Chalcolithic Akhir, sekitar 4500 SM hingga 3800 SM.
Perubahan itu meliputi permukiman yang lebih padat dan lebih banyaknya ritual.
Mengungkap Teka-teki Leluhur
Peqi'in adalah gua alami, berukuran panjang sekitar 56 kaki (17 meter) dan lebar sekitar 16 hingga 26 kaki (5 hingga 8 m).
Di dalam gua dihiasi guci dan persembahan penguburan bersama dengan ratusan kerangka.
Para ilmuwan mengambil sampel DNA dari bubuk tulang dari 48 sisa kerangka dan mampu merekonstruksi genom untuk 22 individu.
Baca Juga : Diprediksi akan 'Babak Belur, Secara 'Ajaib' Militer Israel Malah Menangkan 3 Pertempuran Legendaris Ini
Mata Biru dan Kulit Putih
Para ilmuwan menemukan bahwa individu-individu ini berbagi fitur genetik dengan orang-orang dari utara, dan gen-gen yang sama tidak ada pada petani yang tinggal di Levant selatan sebelumnya.
Sebagai contoh, alel (satu dari dua atau lebih bentuk alternatif gen) yang bertanggung jawab untuk mata biru dikaitkan dengan 49 persen dari sisa sampel.
Hal itu menunjukkan bahwa mata biru telah menjadi umum pada orang yang tinggal di Galilea Atas.
Baca Juga : Dari Prancis hingga Israel, Seperti Apa Sih Gaya dari Preman-Preman di Negara Tersebut?
Baik warna mata dan kulit adalah sifat-sifat yang dikendalikan oleh interaksi kompleks antara banyak alel.
Namun, penting untuk dicatat bahwa banyak alel lainnya juga dapat mempengaruhi warna mata dan kulit pada individu.
Sehingga para ilmuwan tidak dapat memprediksi pigmentasi pada individu secara sempurna.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa keragaman genetik meningkat dalam kelompok seiring waktu, sementara perbedaan genetik antara kelompok menurun.
Ini adalah pola yang biasanya muncul dalam populasi setelah periode migrasi manusia, menurut para peneliti.
Dengan menghadirkan DNA dari masa lalu, temuan ini menawarkan wawasan baru bahwa Israel kuno memiliki masa lalu yang dinamis.
Hasil para peneliti juga menyelesaikan perdebatan lama tentang faktor penting yang mengubah lintasan budaya unik masyarakat Chalcolith, yakni migrasi.
Baca Juga : Ini Isi Surat Berisi Pandangan Albert Einstein tentang Tuhan, Agama, dan Yahudi yang Dilelang Rp22,7 Miliar