Advertorial
Intisari-Online.com - Pada bulan Saptember 1968 Mesir mulai melancarkan serangan Atrisi.
Sebuah pertempuran atau perang konvensional berkepanjangan yang tidak spektakuler terjadi (sehingga tak banyak menarik atensi dunia).
Perang Atrisi ini berlangsung antara tahun 1967 hingga genjatan senjata antara Israel dan Mesir pada Agustus 1970.
Sejak awal telah menjadi jelas bagi Israrl bahwa dengan sekadar membalas tembakan artileri musuh dengan artilerinya sendiri bukanlah jawaban bagi permainan Mesir.
Baca Juga : Diprediksi akan 'Babak Belur, Secara 'Ajaib' Militer Israel Malah Menangkan 3 Pertempuran Legendaris Ini
Sehingga Chel Ha'Avir pun dikerahkan dalam serangkaian serangan penghukuman.
Pertempuran menjadi semakin sengit setelah dua Mirage terbang dengan ketinggian supersonik di atas rumah Presiden Nasser di Heliopolis.
Mengeluarkan sebuah ledakan supersonik yang menghancurkan jendela-jendela dan menimbulkan kepanikan.
Serangan ini membuat Nasser mencopot balik panglima angkatan udara maupun kepala pertahanan udara Mesir.
Baca Juga : Dari Prancis hingga Israel, Seperti Apa Sih Gaya dari Preman-Preman di Negara Tersebut?
Presiden Mesir yang murka saat itu juga memerintahkan peningkatan serangan komando, gempuran artileri dan serangan udara terhadap posisi-posisi Israel di Sinai.
Misi-misi komando Israel yang diangkut dengan helikopter juga mulai mengeksploitasi kelemahan pertahanan Mesir.
Pada bulan September 1969, salah satu misi seperti itu dikirimkan untuk merampas sebuah sistem radar baru P-12 buatan Soviet.
Baca Juga : Dipuji Setinggi Langit, Kemenangan Israel atas Perang Enam Hari Sia-sia, Kok Bisa?
Menyamar sebagai tentara Mesir dengan perlengkapan rampasan, pasukan komando Israel berhasil merampas peralatan modern Soviet yang berharga tersebut.
Di mana perangkat berbobot empat ton itu diangkat dengan dua helikopter angkut berat Sikorsky CH-53 ke garis pertahanan Israel.
Baca Juga : Kisah Neturei Karta, Sekte Yahudi Ortodoks yang Ingin Bubarkan Israel dan Bela Palestina
Selama Perang Atrisi, lebih dari 8.000 ton nom digunakan dan 150 orang pilot Mesir ditembak jatuh.
Kelihatannya, pesawat-pesawat penyergap MiG-21C dan D yang diterbangkan oleh orang Mesir bukan tandingan para pilot Israel.
Lebih dari itu, rudal-rudal SA-2 Soviet kelihatannya benar-benar tidak efektif.
Baca Juga : 2700 Warga Israel Tewas, Perang Yom Kippur Beri Dunia Pandangan Mengerikan Akan Perang Modern