Find Us On Social Media :

Ada 'Safari Manusia' di Kepulauan Andaman, Inikah yang Membuat Suku Sentinel Jadi 'Beringas'?

By Afif Khoirul M, Sabtu, 1 Desember 2018 | 11:00 WIB

 

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu kabar mengenai kematian missionaris Amerika memicu kegemparan publik.

Pasalnya, John Allen Chau mencoba memasuki sebuah pulau yang notabene adalah pulau terlarang di India, Sentinel Island, yang terletak di kepulauan Andaman.

Hal itu tak lain karena, sikap agresif yang dilakukan oleh penduduk Sentinel Utara, jika bertemu dengan orang asing.

Akibatnya, ketika John Chau tiba di lokasi tersebut, penduduk Sentinel tak segan untuk melemparkan tombak dan busur panahnya ke arah Chau.

Baca Juga : Kisah Orang Jawa di Luar Negeri, Tak Berhenti Pertahankan Budaya Leluhur Meski Puluhan Tahun Tinggal di Negeri Orang

Meski dianggap sebagai kawasan terlarang dan tidak terjamah, benarkah kepulauan Andaman adalah kawasan yang terpencil?

Melansir dari VT, Kepulauan Andaman, Sentinel Utara tidak cukup terpencil, seperti yang diperkirakan orang-orang bersama dengan Kepulauan Nikobar.

Mereka adalah wilayah masuknya migran India dari daratan yang konon di dalamnya ada surga dengan air bening dan pasir yang putih.

Kemudian, di bagian tengah Kepulauan Andaman, ada sebuah jalan besar yang ternyata digunakan untuk memasuki taman nasional yang merupakan rumah bagi suku Jarawa.

Baca Juga : Jangan Lagi Beralasan Sibuk, 14 Olahraga Ini Bisa Dilakukan Sambil Bekerja di Kantor

Suku-suku tradisional ini memiliki sedikit atau tidak ada kontak dengan dunia luar.

Selain dengan mobil-mobil turis yang berjalan di sepanjang jalan. Dalam kegiatan yang disebut oleh para kritikus sebagai "kebun binatang manusia".

Ketika kenyamanan dunia modern mengikis gaya hidup mereka, beberapa suku mengatakan merokok dan minum alkohol. 

Tapi ini sama sekali bukan kisah yang paling mengerikan dari penderitaan mereka.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Sampai tahun 1998, orang-orang Jarawa benar-benar terisolasi dan akan menyerang orang luar dengan panah baja.

Diperkirakan berasal dari Afrika, mereka telah mendiami pulau itu selama ratusan tahun. 

Namun, dalam dua dekade terakhir, banyak yang telah berubah untuk suku Paleolitik ini.

Pembunuhan bayi Jarawa, yang berkulit putih pada tahun 2015 menjadi sorotan bahwa orang luar yang berhubungan dengan suku jarawa berada di luar hukum.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Hal itu terjadi setelah muncul laporan, penduduk pulau lainnya melakukan penculikan dan pelecehan seksual terhadap suku Jarawa.

Perlahan-lahan, lebih banyak aturan dan peraturan muncul ketika dunia bereaksi terhadap eksploitasi Jarawa. 

Wisatawan sekarang tidak lagi diizinkan memberi makan atau berinteraksi dengan Jarawa. 

Hal ini terutama disebabkan oleh ketakutan bahwa patogen yang tidak memiliki kekebalan dapat memusnahkan seluruh suku.

Baca Juga : Minum Teh Kunyit Campur Jahe, Ini 5 Hal Sederhana untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Sebagai tanggapan atas desakan Internasional, pemerintah India berjanji menghentikan "safari" tersebut.

"Sejak 1993 Survival telah melobi pemerintah India untuk menutup Jalan Batang Andaman,” kata badan amal Survival Internasional.

Sentinel Utara, tampaknya, juga  mengalami nasib yang sama dengan Kepulauan Andaman tengah. 

Sudah, ada pembicaraan tentang perusahaan yang menawarkan tur pulau tersebut.

Hal itu tak lain karena bahaya dan eksklusivitas yang ditawarkan dari pulau tersebut membuat para petualang tergiur untuk pergi kesana.