Find Us On Social Media :

Ratusan Paus Meneteskan Air Mata Untuk Mati Bersama di Tepi Pantai

By Yoyok Prima Maulana, Rabu, 28 November 2018 | 15:15 WIB

 

Intisari-online.com - Blogger traveling asal Amerika Serikat Liz Carlson menemukan 145 paus terdampar di sebuah pantai terpencil di Selandia Baru.

"Itu adalah malam terburuk dalam hidupku," kata Carlson seperti dilansir dari BBC (27/11).

Carlson tak sengaja menemukan adegan paus terdampar saat bersama temannya melakukan perjalanan di Pulau Steward.

Sekitar 145 paus pilot terdampar di pantai yang tengah surut.

Baca Juga : Sebelum Dievakuasi, Paus Sperma yang Terdampar di Bali Ini Dijadikan Objek Panjat-panjatan

Carlson mengaku pernah melihat kumpulan banyak paus namun tidak ada yang sedramatis pengalamannya kali ini.

Paus-paus tersebut berjibaku mempertahanka hidup, berusaha bergerak ke perairan yang lebih dalam setelah terdampar di pantai.

Namun sia-sia belaka. "Mereka semua menangis dan terlihat berbicara satu sama lain," ungkap Carlson.

Dia bersama rekannya mencari bantuan tapi percuma.

Baca Juga : Lautan Dipenuhi Darah Merah, Kala Ratusan Paus 'Dibantai' di Pulau Faroe Setiap Tahunnya

Sebab lokasi mereka sangat terpencil. Kehidupan manusia terdekat berjarak 15 km dan itu pun hanya pondok konversasi yang belum tentu sedang didiami manusia.

Toh, Carlson tidak mau menyerah. Dia berlari ke arah pondok gtersebut sembari berharap di sana ada pemancar radio untuk meminta pertolongan.

HATI YANG HANCUR

Sayang harapannya hanya sekadar harapan. Pemancar radio tak ditemukan.

Carlson dan rekannya segera balik ke pantai untuk menolong sebisanya.

Dia coba bantu mendorong paus dewasa ke tengah laut tapi.

Carlson hanya bisa mendorong beberapa bayi ikan paus muda ke perairan lebih dalam.

Sementara paus dewasa praktis tak bisa didorong karena badannya terlalu berat.

Para paus tersebut terlalu berat.

"Saya tidak akan pernah melupakan tangisan mereka, cara mereka memperhatikan saya ketika saya duduk bersama mereka di air."

"Bagaimana mereka dengan putus asa mencoba berenang tetapi berat badan mereka hanya menggali lebih dalam ke pasir," tulisnya di Instagram.

"Kamu bisa merasakan ketakutan pada hewan, mereka melihatmu. Mereka mengawasimu dan mereka memiliki mata yang sangat mirip manusia."

Selama beberapa jam berikutnya, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu.

Baca Juga : Keji! Atas Nama Sains, Jepang Bunuh Ratusan Paus, Bahkan yang Sedang Hamil dan Masih Bayi

"Aku tahu mereka pasti akan mati," tulis Carlsondi Instagram. "Aku berlutut di pasir berteriak dengan frustrasi dan menangis, dengan suara puluhan paus yang mati di belakangku, benar-benar sendirian."

PEMANDANGAN MENGERIKAN

Beberapa jam kemudian, Julian teman Carlson, datang dengan sekelompok penjaga hutan.

Karena hari sudah malam, tidak banyak yang bisa dilakukan.

Tapi pada saat itu, dua paus lain tengah berenang mendekati bibir pantai.

Carlson dan teman-temannya cuma bisa berdoa agar paus itu segera pergi agar tidak ikut terdampar.

Carlson dkk kemudian pergi ke kemah untuk beristirahat sambil berharap besok pagi ada hal lebih banyak yang bisa dilakukan.

Namun, keesokan paginya setelah terbangun, mereka dihadapkan pada pemandangan yang lebih mengerikan.

Saat itu air surut dan paus tergeletak di pasir kering.

Beberapa sudah mati dan yang lainnya berbaring di pantai kesakitan karena terpanggang sinar matahari.

"Ada air mata di mata mereka dan mulut mereka mengeluarkan suara sedih, Carlson berkisah.

Sudah jelas bahwa tidak ada ikan paus yang bisa diselamatkan.

Tragis.

Baca Juga : (Foto) Pembantaian Paus Ini Disebut-sebut Sebagai Tradisi Berburu Paling Berdarah yang Pernah Ada