Find Us On Social Media :

Jika Bukan karena ‘Malu’ Pernah Dipecundangi Jepang dan Rusia, AS Mungkin Tak Akan Dirikan CIA

By Ade Sulaeman, Sabtu, 10 Maret 2018 | 13:30 WIB

Gedung Putih memulainya dengan Office of Strategic Service (OSS)– dinas intelijen dadakan yang dibentuk secara taktis untuk merespon serangan Jepang terhadap Pangkalan AL AS di Pearl Harbor, Hawaii, pada 7 Desember 1941.

(Baca juga: Dikenal sebagai yang Terganas di Dunia, Pasukan Gurkha Sebenarnya Orang-Orang Gunung yang Berhati Mulia)

Serangan besar pembuka Perang Pasifik itu merupakan aib tersendiri bagi pejabat militer AS.

Pasalnya militer telah gagal memecahkan sinyal-sinyal rahasia militer Jepang yang sebenarnya bisa mereka intersep.

Sinyal-sinyal rahasia yang dikirim panglima militer Jepang ke berbagai komandan kesatuannya di lapangan itu ternyata merupakan kode pembuka serangan.

Washington sangat terpukul oleh serangan 353 pesawat AL Jepang dari enam kapal induk yang menghancurkan tujuh kapal perang, 188 pesawat terbang dan menewaskan 2.402 orang ini.

OSS dibentuk dan dipimpin pertama kali oleh Jenderal William J. Donovan .

Donovan merupakan satu dari segelintir petinggi militer yang memang punya obsesi mempelajari kemampuan, tujuan dan aktivitas bangsa-bangsa asing yang mempunyai kecenderungan menjadi musuh Amerika.

Meski begitu, selama Perang Eropa dan Perang Pasifik berkecamuk, OSS toh tidak mampu bekerja semaksimal yang diinginkan.

Minimnya arahan Presiden sebagai user utama membuat OSS lebih banyak bekerja sebagai pengumpul berita.

Mereka seolah dibentuk hanya untuk menjamin agar Presiden AS tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia.