Find Us On Social Media :

Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Polis Asuransi

By Ade Sulaeman, Jumat, 9 Maret 2018 | 18:45 WIB

Intisari-Online.com – Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati? Jangan bilang "meninggalkan utang", sudah usang!

Di era komputer pentium, saat perusahaan asuransi demikian menjamur, mewariskan polis asuransi buat anak-istri rasanya lebih masuk akal.

Istilah asuransi berasal dari kata insurance, menurut Ensiklopedi Columbia, artinya ganti rugi atas kehilangan atau kemalangan yang menimpa seseorang.

Penggantian dilakukan berdasarkan dana yang disetor tertanggung. Besar duit setoran - disebut premi - ditentukan berdasar tingkat risiko yang ditanggung penjamin.

(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)

Kelak tabungan tadi dibayarkan kembali, plus bunganya. Semua diatur dalam surat kontrak alias polis.

Belakangan, cara menghitung premi dan bunga asuransi agak njelimet. Meski ide dasarnya sejak zaman baheula tdk berubah.

Konon, cerita tentang para penjamin itu sudah  ada sejak Kerajaan Babylonia, sekitar tahun 2.000 SM.

Berabad-abad kemudian orang Yunani mengadopsi dengan menjamin para pedagang yang biasa melintasi lautan membawa barang perniagaan.

Semeritara itu orang Romawi lebih asyik mempraktikkan semacam organisasi pemakaman, yang dipercaya sebagai cikal – bakal asuransi jiwa.

Berbekal uang setoran anggota, organisasi itu menanggung biaya penguburan member dan membayar tunai mereka yang sanggup bertahan hingga usia tertentu.

Bahkan memasuki pertengahan abad ke-14, asuransi kelautan sudah seperti perangkat wajib yang berlaku hampir di seluruh Eropa.

Dua abad kemudian Llyold's Coffee House (Inggris, 1688) mendirikan fasilitas untuk pedagang, pemilik kapal, dan penjamin bertransaksi.

(Baca juga: Setelah Berjam-jam Bedah Tengkorak, Dokter Ini Baru Sadar Telah Operasi Pasien yang Salah)

Sampai akhir abad ke-18, Llyold's tumbuh dan bertahan menjadi salah satu perusahaan asuransi terbesar dunia.

Llyold's Juga mengawali era asuransi modern dengan memperkenalkan tren underwritet (penjamin) berbentuk perusahaan.

Sebelumnya, penjamih polis adalah kumpulan individu yang masing-masing membubuhkan nama dan besarnya tanggungan di polis.

Bisnis asuransi makin berkibar setelah astronom Edmond Halley membuat "tabel kematian" untuk pertama kalinya (1693).

Tabel berisi perhitungan kematian dan kelipatan bunganya itu disempurnakan Joseph Dodson .(1756).

Tabel Dodson lebih rinci, karena menghubungkan daftar pertanggungan dan tingkat premi dengan usia tertanggung.

Namun, perusahaan pertama di dunia yang murni bergerak di bidang asuransi baru berdiri tahun 1720 di Inggris. Disusul perusahaan sejenis di Charleston S.G., AS, pada 1735.

Pertumbuhan perusahaan penjamin di dua negara itu tak terbendung lagi. Apalagi selepas tahun 1840, saat fatwa agama tak lagi menganggap praktik asuransi sebagai bisnis yang haram.  

Para pengelola premi juga belajar dari pengalaman. Kebakaran besar di New York (1835) dan Chicago (1871) misalnya, menuntut cadangan dana lebih dari memadai untuk menutup kerugian  yang sangat besar.

Maka muncul ide reasuransi, praktik penutupan pertanggungan secara bersama-sama oleh beberapa perusahaan.

Memasuki abad ke-19, perusahaan asuransi tak hanya menjual polis, tetapi juga menjajakan dana pensiun.

Berbagai pembatasan dicabut. Sebelum 1950, perusahaan asuransi di Amerika Serikat hanya boleh berbisnis satu jenis asuransi. Aturan itu kemudian didobrak dengan keluarnya izin multilayanan.

Sejak itu banyak perusahaan melakukan ekspansi atau merger, hingga melahirkan sejumlah konglomerat baru.

Masyarakat pun diuntungkan. Kini tak cuma jiwa yang bisa diasuransikan, tetapi juga kebakaran,  bencana alam (badai, banjir, dan kekeringan), kendaraan, kecelakaan, perumahan, kredit (jaga-jaga jika obligornya bermasalah), maritim, kargo, dan lainnya.

Bahkan mungkin yang tak terpikirkan sebelumnya, seperti asuransi betis indah, penari, hidung bangir aktris, jari lentik pianis, hingga acara di tempat terbuka (agar panitia tak rugi jika batal lantaran hujan).

Barangkali, kelak ada juga asuransi buat 11 jari kuli ketik berita alias wartawan. Siapa tahu?  (Muhammad Sulhi)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 2003)

(Baca juga: Bukannya Bikin Ngeri, 'Mayat' dalam Selokan Hitam Penuh Sampah Ini Malah Bikin Orang Tertawa)