Find Us On Social Media :

Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Polis Asuransi

By Ade Sulaeman, Jumat, 9 Maret 2018 | 18:45 WIB

Maka muncul ide reasuransi, praktik penutupan pertanggungan secara bersama-sama oleh beberapa perusahaan.

Memasuki abad ke-19, perusahaan asuransi tak hanya menjual polis, tetapi juga menjajakan dana pensiun.

Berbagai pembatasan dicabut. Sebelum 1950, perusahaan asuransi di Amerika Serikat hanya boleh berbisnis satu jenis asuransi. Aturan itu kemudian didobrak dengan keluarnya izin multilayanan.

Sejak itu banyak perusahaan melakukan ekspansi atau merger, hingga melahirkan sejumlah konglomerat baru.

Masyarakat pun diuntungkan. Kini tak cuma jiwa yang bisa diasuransikan, tetapi juga kebakaran,  bencana alam (badai, banjir, dan kekeringan), kendaraan, kecelakaan, perumahan, kredit (jaga-jaga jika obligornya bermasalah), maritim, kargo, dan lainnya.

Bahkan mungkin yang tak terpikirkan sebelumnya, seperti asuransi betis indah, penari, hidung bangir aktris, jari lentik pianis, hingga acara di tempat terbuka (agar panitia tak rugi jika batal lantaran hujan).

Barangkali, kelak ada juga asuransi buat 11 jari kuli ketik berita alias wartawan. Siapa tahu?  (Muhammad Sulhi)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 2003)

(Baca juga: Bukannya Bikin Ngeri, 'Mayat' dalam Selokan Hitam Penuh Sampah Ini Malah Bikin Orang Tertawa)