Find Us On Social Media :

Dirty Bomb, Turunan Bom Nuklir yang Bikin Warga AS Ketakutan, Meski Tidak Mematikan Tetapi Melumpuhkan

By Mentari DP, Selasa, 6 Maret 2018 | 11:15 WIB

(Baca juga: Menolak Keras Protokol Kyoto, Amerika Serikat Benar-benar Tak Mau Ambil Pusing untuk Merawat Bumi)

Pers Barat umumnya menunjuk kelompok Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden sebagai pihak yang paling berminat dalam membuat dan menyebarkan bom ini khusus untuk beberapa negara Barat yang mereka musuhi.

Dalam bukunya, Al Qaeda : Brotherhood of Terror, Paul L Williams menulis, indikasi penggunaan dirty bomb bahkan  sudah muncul sejak tahun 1990-an.

Yakni dengan disewanya ratusan ilmuwan dari bekas negara Uni Soviet dengan bayaran 2.000 dollar AS per bulan.

Istilah “dirty bomb” sendiri baru muncul pada tahun 2000-an. Yang pertama kali mempopulerkannya adalah wartawan Tony Karon dari majalah Time.

Pada edisi November 2001, ia lebih kurang menulis: “Bukan rahasia lagi kalau Osama bin Laden tengah mempersiapkan senjata nuklir, biologi, dan kimia, untuk menyerang Barat.

Namun nuklir yang digunakan hanyalah dalam jumlah terbatas, yang akan disebar dengan peledak konvensional.”

Laporan tersebut lalu dikait-kaitkan dengan berbagai berita lenyapnya material nuklir dari bekas negara Uni Soviet.

Selain soal eksodus ilmuwan Soviet, dalam harian Al-Hayat (8/2/2004) terbitan Inggris, juga disebutkan bahwa pada 1998 Al Qaeda telah membeli material nuklir dari Ukraina yang dikirim dalam 20 tas.

Karena yang menjadi target adalah negara-negara Barat, Gedung Putih dan Downing Street pun bereaksi.

(Baca juga: Mail Baby, Layanan Mengirim Bayi Menggunakan Pos yang Pernah Legal di Amerika Serikat)

Pada Desember 2002, Presiden George W.Bush dan PM Inggris Tony Blair segera bertemu dan mendiskusikan ancaman yang tengah berkembang.