Temukan Ransel Isi Bom, Gelandangan Ini Dihadiahi Apartemen di New Jersey dan Dianggap Pahlawan

Moh Habib Asyhad

Penulis

Temukan Ransel Isi Bom, Gelandangan Ini Dihadiahi Apartemen di New Jersey dan Dianggap Pahlawan
Temukan Ransel Isi Bom, Gelandangan Ini Dihadiahi Apartemen di New Jersey dan Dianggap Pahlawan

Intisari-Online.com -Nasib baik memang tak pergi ke mana. Gara-gara menemukan sebuah ransel berisi bom, seorang gelandangan bernama Lee Parker dihadiahi sebuah apartemen di New Jersey, Amerika Serikat. Lebih dari itu, warga sekitar sontak menyebutnya pahlawan.

Cerita bermula ketika Parker membutuhkan tas punggung untuk sebuah sesi wawancara kerja. Padahal, Lee, yang sudah menjadi tunawisma selama beberapa tahun, hanya memiliki sebuah tas plastik untuk menampung beberapa benda miliknya.

Hingga, ia dan seorang temannya melihat sebuah tas ransel tanpa pemilik di atas sebuah tempat sampah di dekat stasiun kereta api kota Elizabeth, New Jersey. Ia seperti mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Lee kemudian mengambil tas itu. Ia dan temannya kemudian berjalan pergi. Tak sampai beberapa langkah, ia melongok isa tas itu dan menemukan rangkaian kabel terkait pada beberapa pipa.

Lee dan temannya, Ivan White namanya, lalu membawa tas itu ke tempat yang jauh dan terpencil untuk menghindari korban jika benda itu meledak. Mereka pun langsung melapor ke kepolisian setempat.

Aksi kedua orang ini kemudian menuai banyak pujian. Tak ayal, gelar pahlawan langsung disandang oleh keduanya. Tindakan Lee dan Ivan ini dinilai telah menyelamatkan banyak orang dari kemungkinan menjadi korban ledakan bom.

Parker bersama temannya, Ivan/Washington Post

Donald Goncalves (52), warga kota Elizabeth, mengaku sangat berterima kasih atas tindakan kedua tunawisma itu. “Saya sangat mencintai kota saya. Awalnya saya adalah komuter yang bepergian ke New York. Perbuatan mereka sungguh sangat menyentuh. Mereka mengubah saat-saat berbahaya itu menjadi hal yang positif,” ujar Goncalves.

Donald kemudian berinisiatif menggalang dana lewat internet, berharap bisa mengumpulkan uang sekadarnya untuk memberikan penghargaan bagi kedua orang itu. Goncalves mencanangkan target untuk menggalang dana hingga AS$10 ribu (sekitar Rp130,6 juta), yang kemudian akan dibagi untuk kedua orang itu dan organisasi Koalisi Rumah Tunawisma Elizabeth.

Organisasi inilah yang kemudian mendapatkan apartemen untuk Lee Parker. Sementara itu, Ivan White tinggal di rumah subsidi pemerintah dan sudah memiliki pendapatan tetap. Ternyata, penggalangan dana ini berhasil mengumpulan uang hingga AS$28 ribu (sekitar Rp366 juta), dan Parker mendapatkan AS$8.000 (sekitar Rp104,5 juta).

Memang, karena menemukan tas itu, Parker gagal melakukan wawancara kerja. Ia harus memberikan kesaksian kepada polisi yang memeriksa tas ransel tersebut. Tapi, aksinya—dan temannya—menuai lebih banyak hadiah dari sekadar wawancara kerja.

Saat diwawancarai stasiun televisi ABC7NY, keduanya tak mau warga menganggap mereka sebagai pahlawan. “Saya senang karena menyadari situasinya dan bereaksi dengan tepat. Terima kasih Tuhan, tak ada yang terluka,” kata Ivan White kepada stasiun televisi itu. “Pahlawan? Bukan, saya bukan seorang pahlawan. Saya hanya melakukan hal yang benar.”(Kompas.com|Independent|Washington Post)