Find Us On Social Media :

TNI Angkatan Udara Punya 24 Jet Tempur F-16 C/D, Pengalaman Pahit F-16 yang Pernah Diembargo AS pun Langsung Sirna

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 28 Februari 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Hadirnya 24 unit jet tempur F-16 C/D di jajaran alutsista TNI Angkatan Udara bisa dipastikan lansung menimbukan kesibukan yang luar biasa.

Selain sibuk, para pilot TNI AU juga bersuka cita karena baru kali ini TNI AU menerima jet tempur F-16 C/D dalam jumlah besar.

Lebih dari itu, jet tempur itu bisa dioperasikan hingga 40 tahun.

Terkait operasional F-16, TNI AU sebenarnya pernah memiliki pengalaman pahit karena pernah diembargo oleh AS.

Akibatnya sekitar enam unit F-16 A/B yang operasionalnya harus melakukan sistem perawatan secara kanibal agar bisa terbang.

(Baca juga: Tidak Berbahaya, Durian Justru Bermanfaat Bagi Ibu Hamil. Ini Faktanya!)

Dengan latar belakang pengalaman pahit itu maka kini para pilot TNI AU bisa dikatakan sedang sangat bergembira.

Pasalnya selain memiliki 24 unit F-16 C/D bermesin baru, para pilot TNI AU juga memiliki kesempatan untuk melaksanakan beragam kegiatan baik yang berupa latihan terbang maupun operasi tempur.

Tugas-tugas rutin yang dilaksanakan oleh para pilot F-16 memang cukup banyak.

Tugas-tugas itu antara lain melaksanakan pengamanan terbang patroli di atas perairan Indonesia ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia), operasi pengamanan ibu kota, operasi pertahanan udara, dan patrol lainnya.

Sementara untuk mendukung kelancaran semua tugas-tugasnya, para pilot F-16 terus menjalani latihan perorangan dan tingkat satuan.

Kegiatan lainnya yang membawa nama bangsa dan negara adalah latihan bersama pilot-pilot F-16 dari negara tetangga yang dilaksanakan secara rutin.

Khusus latihan perorangan merupakan peningkatan kemampuan tempur pilot F-16 sesuai dengan misi yang ditugaskan.

(Baca juga: Percaya atau Tidak, Elemen-elemen Ini Dianggap Ampuh Menangkal Santet)

Latihan perorangan mencakup taktik pertempuran udara, penembakan persenjataan dari udara ke darat, latihan terbang instrumen, penguasaan terbang malam, dan lainnya.

Sementara latihan tingkat satuan berupa latihan mengasah kemampuan pangkalan udara demi menghadapi semua tantangan, baik dari dalam dan luar Inonesia.

Latihan satuan biasanya diwadahi dalam sandi Elang Gesit dan merupakan latihan gabungan.

Dalam latihan Elang Gesit, TNI AU menggunakan pesawat-pesawat tempur yang ada di pangkalan udara seperti F-5 Tiger II, Sukhoi 27/30, dan Hawk Mk-53.

Latihan gabungan di pangkalan itu kemudian dilanjutkan dalam bentuk latihan antarsatuan yang melibatkan Komando Operasi TNI AU I dan Komando Operasi TNI AU II.

Latihan gabungan yang dilaksanakan secara rutin ini biasanya dinamai Sikatan Daya.

Latihan tempur lainnya yang bertujuan untuk menguji kesiapan satuan baik tingkat skuadron maupun pangkalan udaranya adalah latihan puncak TNI AU yang dikenal dengan sandi Angkasa Yudha.

(Baca juga: Yuri Gagarin, Orang Pertama yang Berhasil Menembus Angkasa Luar Tapi Justru Tewas di Jet Tempur)

Latihan Angkasa Yudha biasanya melibatkan seluruh satuan dan kemampuan yang dimiliki oleh TNI AU.

Latihan berikutnya adalah Latihan Gabungan dan Latihan Bersama.

Latihan gabungan merupakan latihan yang dilaksanakan oleh dua angkatan atau lebih.

Latihan Gabungan rutin yang dilaksanakan F-16 adalah Armada Jaya bersama dengan TNI AL.

Sementara Latihan Bersama adalah latihan tempur bersama negara lain seperti AS, Australia, Thailand, Singapura, Malaysia, dan lainnya.

Ketika berlatih bersama pilot dari negara lain, pesawat tempur yang digunakan tidak hanya F-16 tapi juga F-15, F/A-18 Hornet, dan MiG-29 Fulcrum.

Selain untuk operasional tempur, F-16 juga difungsikan sebagai pesawat aerobatik yang nama timnya kemudian dikenal sebagai Elang Biru.

Untuk latihan terbang aerobatik pada awalnya Elang Biru belajar secara otodidak pada tim aerobatik USAF, Thunder Bird, dan tim aerobatik AU Singapura, The Blue Angel.

(Baca juga: Bermula Dari Menerbangkan Balon Udara, Kini USAF Jadi Kekuatan Angkatan Udara Terbesar di Dunia)

Setelah berlatih Elang Biru kemudian tampil pada peringatan TNI AU ke-49 pada 1995 di Lanud Halim Perdanakusuma, 50 tahun HUT ABRI 5 Oktober 1996, dan Indonesia Air Show 1996.

Kemampuan Elang Biru makin meningkat ketika tiga instruktur Thunderbirds, Mayor Peter McCaffrey, Kapten Matthew E.Byr, dan Kolonel Steve Trent datang melatih.

Penampilan Elang Biru sebagai tim aerobatik makin memukau setelah gemblengan tiga instruktur USAF tersebut.

Elang Biru karena faktor terbatasnya pesawat F-16 sudah lama tidak aktif.

Hadirnya 24 unit F-16 C/D diharapkan membangkitkan lagi tim aerobatik Elang Biru melalui manuver-manuver spektakulernya.