Atas keberhasilan pasukan ST dalam Perang Dunia I, pola pelatihan dan doktrin tempur ST kemudian dipakai sebagai dasar untuk melatih pasukan Waffen-SS Nazi.
Pasukan gerak cepat kelas dunia pun banyak yang menerapkan pola latihan seperti ST.
(Baca juga: Resimen Komando Brandenburg Nazi, Cikal Bakal Lahirnya Berbagai Pasukan Khusus Lain di Dunia)
Untuk menambah unsur kecepatan, pasukan gerak cepat di berbagi negara kemudian menggunakan tank, ranpur angkut pasukan, helikopter, dan pesawat angkut untuk menerjunkan pasukan gerak cepat.
Indonesia sendiri telah memiliki pasukan pemukul gerak cepat.
Mereka adalah Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dan Paskhas TNI AU yang siap diterjunkan di berbagai medan tugas kapan saja melalui operasi penerjunan dari udara (airborne).