Find Us On Social Media :

Jasa Mereka Sungguh Besar, Sayangnya Pahlawan-pahlawan Ilmu Pengetahuan Ini Sering Kita Lupakan

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 18 Februari 2018 | 20:30 WIB

Anda mungkin pernah mendengar tentang Skala Beaufort, yang berevolusi dari sistem notasinya dan mengklarifikasi kekuatan angin.

Meskipun Beaufort membuatnya untuk angin di laut, pada perkembangannya skala itu difungsikan juga untuk angin darat dan udara.

Yang mungkin tidak ketahui adalah kontribusi Beaufort terhadap sains.

Ketika ia ditunjuk sebagai hidrografer di Angkatan Laut Inggris pada 1829, ia memutuskan untuk memetakan semua perairan yang belum dipetakan.

Selama 26 tahun berikutnya, ia menghasilkan hampir 1.500 grafik terperinci, beberapa di antaranya seperti yang masih digunakan saat ini.

Ia juga menerbitkan pemberitahuan dan jadwal pelaut, mengubah posisi hidrografer dari ketidakjelasan menjadi sesuatu yang yang amat diperhintungkan.

Dan satu lagi, pada 1831, saat Kapten Robert FitzRoy sedang menyiapkan meneliti pesisir Amerika Selatan, ia meminta Beaufort mencari seseorang berpendidikan tinggi untuk menemani ekspedisinya.

Dan Anda tahu siapa yang direkomendasikan Beaufort? Yup, ialah yang kini kita kenal sebagai Charles Darwin.

Raymond Dart: mendobrak hemegomi Eropa Barat soal nenek moyang manusia

Pada 1924, konsensus ilmiah menyatakan bahwa manusia telah berevolusi di suatu tempat di Eurasia. Bagaimanapun, fosil mirip manusia telah ditemukan dari Neander Valley di Jerman hingga Jawa, Indonesia.

Lalu seorang ahli anatomi Australia yang bekerja di Afrika Selatan menerima sebuah paket. Pengirimannya diharapkan, tapi tidak dengan isinya.

Kotak itu seharusnya berisi tengkorak babon parsial dari tambang batu kapur di jantung negara tersebut. Rencanya, tengkorak itu oleh Raymond Dart akan ditambahkan sebagai koleksi museum.