Find Us On Social Media :

Kisah Haru, Ketika Ibu dan Ayah Dijemput Terlalu Dini

By Moh Habib Asyhad, Senin, 12 Februari 2018 | 22:00 WIB

Sudah tentu kejadian ini merupakan

pukulan yang amat hebat bagi kami semua, termasuk ayah, orang yang sekian tahun hidup bersamanya dalam susah dan senang. Dalam usia 16, saya tidak beribu lagi, sedangkan adik yang terkecil masih duduk di SD.

Belum pernah kami merasakan kehilangan yang amat besar seperti ketika itu. Hanya dengan nasihat tante-tantelah, kami dapat menerima kenyataan ini. Kami harus menyadari bahwa ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kami, telah pergi jauh dan tidak akan kembali lagi.

Di satu pihak kami merasa bersyukur, karena dengan demikian hilanglah sudah semua penderitaan yang harus ditanggungnya. Tetapi di pihak lain, kami merasakan kesedihan yang amat dalam.

Tidak ada lagi orang yang menyambut kedatangan kami sepulang sekolah, tidak ada lagi yang membuatkan kami masakan yang enak-enak, atau menunggui kami bila kebetulan kami sakit.

Rumah menjadi sepi sekali dengan kepergian ibu, terlebih ketika saudara-saudara yang melayat sudah kembali ke rumah masing-masing. Hidup berjalan terus, dan kami mulai disibukkan atau lebih tepat menyibukkan diri dengan pelajaran-pelajaran.

Untuk melepas kerinduan, kami mengunjungi makamnya secara teratur dan menaburkan bunga mawar di atas nisannya.

Banyak sekali perubahan yang terjadi di keluarga kami setelah ibu meninggal. Kakak yang tertua (wanita) kini bertugas sebagai pemegang uang.  Dialah yang mengatur segala keperluan kami, dari masalah dapur sampai uang sekolah.

Memang sejak dulu ayah menyerahkan seluruh gajinya pada ibu dan sejak kecil kami semua diberi penjelasan berapa besar jumlah penghasilan beliau.

Dengan demikian kami sadar, bahwa kami tidak bisa begitu saja meminta uang. Terkadang, bila kakak wanita sedang sibuk ujian, sayalah yang bertugas mendampingi ayah dalam pesta-pesta  perkawinan,. pertemuan di kantor dan lain lain, karena memang kami hanya berdua yang wanita.

Ayah dan ibu bersatu

Mungkin karena kesedihan yang begitu mendalam, setahun sesudah kehilangan orang yang dicintainya, ayah mendapat serangan jantung.