Advertorial
Intisari-Online.com – Sebuah video yang mengejutkan beredar di dunia maya. Video itu memperlihatkan kekerasan terhadap anak yang justru dilakukan oleh orangtuanya sendiri.
Dan, orangtua yang sadis itu juga mengunggah video itu ke media sosial yang beredar di Melbourne, Australia.
Dalam video yang diunggah ke Snapchat tersebut memperlihatkan seorang balita laki-laki sedang menangis.
Bukannya memeluk untuk menenangkan balita tersebut, orangtuanya malah menyelubungi kepala sang balita dengan sebuah kantung plastik.
(Baca juga: Inilah Sisi Gelap Seseorang Berdasarkan Zodiaknya, Jangan Takut dan Malu Mengakuinya)
Terlihat balita malang itu kesulitan bernafas dan megap-megap di dalam kantung plastik sambil menangis.
Balita itu mencoba melepaskan kantung plastik dari kepalanya. Namun, orangtuanya tetap menahannya agar kantung itu tetap berada di kepalanya.
Sementara suara latar belakang di video itu memperdengarkan tawa dari kedua orangtuanya.
Kepolisian Melbourne yang mengetahui video tersebut langsung mengadakan penyelidikan. Kemudian polisi mendatangi sebuah rumah di kawasan Preston.
Di rumah itu ada seorang remaja perempuan yang mengatakan kepada polisi sehubungan dengan unggahan di media sosial tersebut.
Beruntung polisi mendapati sang balita dalam keadaan ‘sehat’ dan ‘baik’, setelah berkembangnya kekhawatirkan akan kesejahteraan balita itu setelah adanya unggahan video tersebut.
Dilansir dari situs MailOnline Australia, Minggu (4/2), video yang beredar di Snapchat memperlihatkan anak balita yang kepalanya diselubungi kantung plastik.
Terdengar suara seseorang di video tersebut yang berkata: “Kami bukan pelaku kekerasan anak, kami hanya mengajarkan disiplin. Memastikan ia tidak mati tetapi kemudian tidak dapat bernafas.”
(Baca juga:Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Dalam bagian lain di video tersebut juga memperlihatkan balita seperti terbaring di bak mandi sedang diguyur air pada bagian wajahnya.
Pada keterangan di Snapchat dapat terbaca: “ia sekarat malam ini’ dan ketika balita itu menangis, tertulis: Aku tidak percaya dia masih hidup.”
Pasangan orangtua itu membela aksinya di video lain. Mereka menutupi wajahnya dengan ikon emoji.
Mereka berkata: “Itu anakku, itu anak kami, yeah. Itu suamiku dan anak kami.”
“Anda jangan ajari kamu bagaimana mengurus anak kami, oke,” kata yang wanita.
Kemudian suaminya menambahkan: “Bila aku ingin memukul anakku, aku akan memukulnya sebanyak yang aku mau.”
Kepolisian Victoria mengatakan kepada situs MailOnline Australia bahwa kasus itu dalam urusan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat (DHS).
Sementara pihak DHS mengatakan bahwa DHS tidak bisa mengomentari urusan seseorang.
“Departemen bekerjasama dengan Kepolisian Victoria dan sebuah badan penengah untuk memastikan kesejahteraan sang anak.”
Sementara itu tidak ada yang dikenakan hukuman atas beredarnya video kekerasan pada anak tersebut.
(Baca juga:Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)