Find Us On Social Media :

Tidak Hanya Jepang, Nazi Juga Memiliki Pilot Kamikaze yang Rela Mati Demi Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 9 Februari 2018 | 18:00 WIB

Skuadron Leonidas pada 16 April 1945 mengadakan “dansa perpisahan”, yang diikuti para pilotnya serta mengundang sejumlah wanita muda anggota Luftwaffe yang bertugas di kesatuan sinyal.

Hadir pula Mayjen Fuchs, panglima pasukan Jerman di wilayah ituyang dikabarkan “menahan air matanya” dalam acara perpisahan itu.

Pada 17 April pagi, berbagai jenis pesawat yang tersisa seperti Focke-Wulf 190, Messerschmitt 109, dan Junker 88 diterbangkan untuk mengempur 32 jembatan.

Sasaean utama adalah jembatan  atas air dan bawah permukaan yang sedang dibangun pasukan zeni Soviet di Sungai Oder.

Mereka yang terbang pagi itu tak ada yang pulang ke pangkalannya. Esoknya sejumlah pesawat diterbangkan lagi.

Salah satunya, sebuah Focke-Zellin.

Penerbangan intai kemudian melaporkan jembatan tersebut memang hancur.

Begitu pula jembatan kereta api di Kustrin.

(Baca juga: Mengerikan, Dokter Forensik Jerman Sebut 100 Orang Harus Meregang Nyawa Gara-gara Masturbasi)

Namun laporan yang menyebutkan 17 jembatan berhasil dihancurkan dalam tiga hari serangan Selbstopfereinsatz, dianggap terlalu dibesar-besarkan.

Kritik menyebutkan 35 jiwa pilot dan pesawat yang hilang dalam taktik serangan seperti itu sungguh disayangkan.

Sebab tidak sebanding dengan keberhasilan serangan yang terbatas dan sifatnya pun cuma sementara.

Padahal hari demi hari Luftwaffe semakin kekurangan pesawat maupun pilot, yang tidak mungkin tergantikan dalam situasi semakin keteter.