Find Us On Social Media :

Gara-gara Telat Lakukan Ini, Puluhan Ribu Pasukan Jepang Mati Sia-sia saat Perang Dunia II

By Ade Sulaeman, Kamis, 25 Januari 2018 | 12:00 WIB

Pasalnya Yamada meskipun mendengar pidato Kaisar mengenai kalahnya Jepang, menghendaki adanya konfirmasi tertulis.

Pada 17 Agustus, datang perintah langsung dari Kaisar kepada Panglima Tentara Kwangtung untuk mengakhiri perang.

Perintah tertulis ini dibawa langsung oleh seorang anggota keluarga kekaisaran, yang isinya meminta Jenderal Yamada merundingkan penyerahan dengan pihak Soviet.

Kastaf Tentara Kwangtung Jenderal Shunroku Hata lalu terbang ke markas Marsekal Alexander Vasilevsky, panglima tertinggi Soviet untuk kampanye di Manchuria.

Tanggal 19 Agustus, empat hari sesudah Jepang resmi menyerah, barulah dokumen penyerahan Jepang di Manchuria ditandatangani. Namun mundurnya penyerahan Jepang dalam waktu dua hari itu ternyata harus dibayar mahal secara sia-sia.

Pasalnya dari kedua belah pihak telah kehilangan puluhan ribu nyawa pasukan.

Menurut pihak Soviet, pertempuran terakhir dalam PD II mengakibatkan 83.737 pasukan Jepang tewas (Jepang menyebutkan 21.000), dan 594.000 lainnya tertawan termasuk 148 Jenderal.

Sedangkan kerugian Soviet adalah 8.000 tewas dan 22.000 terluka.

Dalam waktu singkat, para tawanan Jepang dimasukkan dalam kamp-kamp tawanan Soviet yang tersebar di Siberia dan wilayah timur jauh Soviet. Jenderal Yamada sendiri baru dibebaskan tahun 1956 tatkala usianya sudah 76 tahun.

(Baca juga: Siapa Sangka, Bentuk Pusar Bisa Bantu Ungkap Kepribadian Kita. Yuk, Dicek!)