Find Us On Social Media :

Gara-gara Telat Lakukan Ini, Puluhan Ribu Pasukan Jepang Mati Sia-sia saat Perang Dunia II

By Ade Sulaeman, Kamis, 25 Januari 2018 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com - Perang Dunia II ternyata bukan berakhir di Jepang dengan jatuhya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang.

Atau di Jerman yang ditandai oleh hancurnya dan menyerahnya pasukan Nazi Jerman. Tetapi justru berakhir di Manchuria.

Perang Dunia II ditutup dengan pertempuran terakhir di Manchuria, tatkala 1,5 juta tentara Soviet pada 9 Agustus 1945 menyerbu Jepang di wilayah yang didudukinya sejak 1932.

Tentara Kwantung yang merupakan kebanggaan Jepang tidak berdaya melawan invasi Tentara Merah.

(Baca juga: (Foto) Apa Jadinya Jika Para Pemimpin Dunia 'Nyontek' Gaya Rambut ala Pasha 'Ungu'? Inilah Hasilnya)

Sekalipun melawan sengit, satu minggu kemudian pada 18 Agustus mereka pun menyerah.

Menyusul penyerahan Jerman Nazi di Eropa pada Juni 1945, maka Stalin pun berpaling ke Timur.

Sekalipun diikat perjanjian non-agresi dengan Jepang, namun ia punya alasan untuk menyerang Jepang.

Sebab Tokyo tidak mengindahkan seruan menyerah dari konferensi Sekutu di Postdam pada bulan Juli.

Sekaligus Inggris membalaskan kekalahan Rusia yang memalukan dalam perang dengan Jepang tahun 1905.

Diam-diam pasukan dan peralatan perang Soviet pun dipindah dari Eropa, dialirkan ke wilayah Timur Jauh Soviet dengan kereta api Trans Siberia.

Selama tiga bulan lebih seluruh kemampuan kereta api Soviet dikerahkan.

Ketika Soviet mengumumkan perang terhadap Jepang pada 8 Agustus, Soviet sudah siap dengan 1,5 juta pasukan, 26.000 pucuk artileri, 5.000 tank, dan 3.900 pesawat.