Find Us On Social Media :

Gara-gara Telat Lakukan Ini, Puluhan Ribu Pasukan Jepang Mati Sia-sia saat Perang Dunia II

By Ade Sulaeman, Kamis, 25 Januari 2018 | 12:00 WIB

(Baca juga: (Video) Penuh Haru, Keluarga Arab Lepas Kepulangan TKW Indonesia yang Sudah 33 Tahun Bekerja Dengan Mereka)

Sementara di atas kertas Tentara Kwantung berjumlah 1.040.000 orang, tetapi peralatannya tinggal 5.360 pucuk meriam, 1.115 tank, dan 1.800 pesawat.

Sekalipun tampaknya tentara Jepang masih banyak, namun sebagian besar adalah rekrutan baru. Pasalnya pasukan yang telah berpengalaman sudah ditarik membantu pertahanan Pasifik dan tanah Jepang sendiri.

Invasi Soviet dilancarkan dari empat penjuru. Dari Barat (Trans Baikal) dipimpin Marsekal Rodion Malinovsky, dari utara di ujung paling timur Marsekal Kiril Meretskov.

Dari arah Mongolia Luar dipimpin Jenderal Kavaleri Issa Pliev, dan Jenderal Maxim Purkayev yang diserahi front kedua di sepanjang Sungai Amur dan Ussuri.

Awal Agustus 1945, persiapan invasi telah rampung. Sebelumnya, tatkala Jerman Nazi menyerbu Soviet, Moskwa takut sekali jika Jepang sampai menyerangnya juga dari halaman belakangnya.

Untungnya Soviet memiliki spion ulung di Tokyo, Dr.Richard Sorge, yang memperoleh informasi strategis bahwa Jepang tidak akan menyerang Soviet dari Manchuria.

Sehingga Stalin dapat memusatkan seluruh kekuatan hanya untuk menahan invasi Hitler. Informasi yang tak ternilai ini akhirnya dibayar mahal oleh Sorge yang tertangkap oleh Kempetai dan dihukum gantung.

Panglima Kangtogun atau Tentara Kwantung, Jenderal Otozo Yamada, memerintahkan bertahan mati-matian. Dengan demikian terkadang taktik berani mati seperti yang dilakukan di Pasifik, juga ditunjukkan pasukan Jepang di Manchuria.

Namun karena kekuatan yang tak seimbang dan juga udara sepenuhnya dikuasai Soviet, Jepang pun terdesak terus. Meski kadang mampu memukul mendur pasukan Soviet.

Tatkala Tokyo mengumumkan takluknya tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus, timbul kebingungan di kalangan pasukan Jepang yang masih bertempur hebat melawan Tentara Merah.

Tapi mereka memutuskan untuk berperang terus.