Find Us On Social Media :

ISIS Nyatakan Perang Lawan Hamas Indikasikan Mereka Punya Hubungan Khusus dengan Israel

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 7 Januari 2018 | 12:15 WIB

Intisari-Online.com - Militant ISIS secara mengejutkan mendeklarsikan perang terhadap faksi Hamasa yang selama ini gigih memerangi Israel.

Hamas bahkan sudah dikenal sebagai kelompok perlawanan di Jalur Gaza yang berhasil memukul mundur serbuan pasukan Israel pada tahun 2006 lalu.

Dan sejak itulah Angkatan Darat Israel tidak berani lagi memasuki Jalur Gaza.

Keputusan ISIS itu, apa pun alasannya, jelas sangat menguntungkan Israel yang tak perlu capek-capek melawan Hamas.

Meski begitu, sikap ISIS yang tiba-tiba menyatakan perang itu juga memicu kecurigaan bahwa kelompok radikal yang bisa muncul di mana-mana itu sebenarnya merupakan bentukan Israel, juga AS.

(Baca juga: Pernah Dilatih Israel, Pasukan Khusus Singapura Dikenal Hebat: Pernah Lumpuhkan Pembajak Kurang dari 1 Menit)

(Baca juga: Getol Lawan Israel Demi Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, Hamas Justru Diancam oleh ISIS)

Sekadar informasi, indikasi bahwa ISIS adalah kelompok radikal bentukan Israel sebenarnya sangat jelas mengingat teror yang dilancarkan mirip dengan pola kerja Mossad.

Nama terakhir adalah agen rahasia Israel yang terkenal sangat licik dan kejam serta menghalalkan segala cara.

Ketika terbentuk pertama kali di Suriah pada 2014 lalu, kelompok radikal bersenjata ini jelas-jelas dioperasikan oleh Israel dan AS demi menumbangkan kekusaan Presiden Bashar al Assad.

Dari persenjataan yang dimiliki ISIS juga menunjukkan senjata-senjata mereka merupakan buatan Israel dan AS dan jumlahnya sangat besar sehingga bisa digunakan untuk peperangan jangka panjang.

Sebagai negara pendukung Suriah, Rusia sebenarnya sangat memahami jika ISIS sebenarnya didukung  AS.

Oleh karena itu, Rusia memutuskan menyerang ISIS secara besaran-besaran.

Serangan Rusia itu memang berhasil mengendalikan AS yang hingga saat ini belum berhasil menumbangkan rezim Bashar al Assad.

(Baca juga: Dibeli Filipina, Kapal Perang Buatan Indonesia Ini Makin ‘Sakti’ Berkat Peran Italia dan Israel)

(Baca juga: Pernah Kalang Kabut Dihajar Roket Hamas, Israel Sebaiknya Segera Kembalikan Wilayah Jajahannya kepada Rakyat Palestina)

Militer AS dan Israel bahkan sempat menerapkan tipuan gaya Mossad, yakni dengan cara menyerang warga sipil Suriah menggunakan senjata kimia.

Serangan menggunakan senjata kimia yang didalangi sendiri oleh AS itu kemudian dituduhkan ke Presiden al Assad, tapi ternyata tidak berhasil.

Tujuanya adalah agar Suriah mendapat sanksi dari PBB sehingga pasukan koalisi pimpinan AS bisa diturunkan ke Suriah dalam jumlah besar.

Namun demikian militer AS sempat mengerahkan serangan udara dengan tujuan menghukum Suriah karena “terbukti” menggunakan senjata kimia.

Tapi tipu daya ala Mossad itu ternyata gagal dan Rusia yang sudah memahaminya lalu memberikan ancaman serius: jika AS sampai mengerahkan jet-jet tempurnya lagi, mereka akan berhadapan langsung dengan jet-jet tempur Rusia.

Ancaman Rusia jelas membuat militer AS takut .

Bagaimanapun juga, berperang melawan Rusia sebenarnya sama saja  memicu Perang Dunia III, di mana tentara AS belum siap menghadapinya.

Gagalnya militer AS menghancurkan Suriah jelas akan membahayakan posisi Israel.

Selama ini  Israel selalu direpotkan oleh serangan gerilya dari kelompok Hizbullah dan Hamas yang secara diam-diam didukung oleh Suriah.

Kelompok pejuang Hamas dan Hizbbullah bisa memiliki persenjataan canggih dari Rusia yang juga disalurkan lewat Suriah.

Oleh karena itu demi mengantisipsi ancaman dari perbatasan, Israel pun mulai menggerakkan ISIS masuk ke Palestina khususnya ke Jalur Gaza untuk memerangi Hamas.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al Baghdadi sebenarnya adalah agen Mossad bernama Simon Elliot.

Dalam terminologi Mossad, ISIS juga bukan berarti Islamic State in Iraq and Syria melainkan Israeli Secret Intelligence Service.

Oleh karena itu juga tidak mengherankan jika ISIS selama ini tidak pernah memerangi Israel bahkan jelas-jelas telah membela Israel.

Bahkan bisa disimpulkan bahwa ISIS sesungguhnya memiliki hubungan khusus dengan Israel dan dimanfaatkan demi memecah belah negara-negara Arab.

(Baca juga: Konflik Israel-Hamas: Sekadar Gencatan Senjata Saja Sulit)