Find Us On Social Media :

Ayatollah Khomeini, Pencetus RevolusI Iran yang Gigih Memerangi AS dan Israel Sampai Akhir Hayatnya

By Moh Habib Asyhad, Senin, 11 Desember 2017 | 10:15 WIB

Apalagi setelah Kedutaan Besar AS di Iran ternyata difungsikan sebagai sarana untuk memata-matai Iran.

Para pendukung Khomeini langsung menahan orang-orang AS yang ada di Kedubes dan memperlakukannya sebagai sandera.

Krisis sandera itu baru bisa berakhir setelah AS gagal melancarkan operasi pembebasan.

Para sandera akhirnya dibebaskan menjelang Ronald Reagan dilantik menjadi presiden AS.

Di bawah Khomeini yang menjadi simbol sekaligus pemimpin spiritual Iran, Republik Islam Iran menerapkan Syariat Islam sebagai hukum negara.

Penerapan Syariat itu mendapatkan perlawaan dari negara-negara sekuler (Barat) dan Irak yang berhasil dikompori sehingga berani melancarkan serangan.

Perang Iran-Irak selama 8 tahun meletus dan menghancurkan perekonomian dua negara yang seharusnya bersaudara itu.

Pasca perang Iran-Irak, kedua negara justru menjalin hubungan persahabatan apalagi setelah Irak mulai ditinggalkan AS.

Sebagai negara yang terus mengobarkan Revolusi Islam, Iran mengalami banyak kemajuan sampai Khomeini wafat karena penyakit kanker pada 1989.

Saat Ahmadinejad berhasil menjadi presiden Iran dan menyingkirkan tokoh moderat Ali Khameini, pamor mendiang Ayatollah Khomeini bersinar lagi.

Pasalnya dalam setiap kampanye, Ahmadinejad sengaja memanfaatkan sosoknya sebagai simbol perlawanan terhadap AS dan Israel.