Find Us On Social Media :

Akui Kewalahan Tangani Israel, Inggris Serahkan Masalahnya ke PBB dan Akhirnya Justru Makin Runyam

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 10 Desember 2017 | 10:15 WIB

Di wilayah yang menjadi bagian warga Arab Palestina pun seperti Gaza, tepi barat sungai Yordan, dan kawasan utara yang berbatasan dengan Lebanon muncul masalah pelik. 

Kawasan Arab ini mengelilingi Yerusalem, tempat sekitar 100 ribu orang  Yahudi tinggal. Warga Arab Palestina maunya juga mendapatkan kota Yerusalem yang sudah bersih dari orang Yahudi.

Tapi pada prinsipnya warga Arab Palestina yang mendapat dukungan dari negara-negara Arab tetap tidak menginginkan wilayah Palestina dibagi dua.

Lebih dari it, mereka tidak mau mengakui berdirinya negara Israel.

Menyadari jika perseteruan bersenjata sewaktu-waktu bisa pecah, apalagi setelah pasukan Inggris meninggalkan Palestina, kedua belah pihak kini makin memperkuat pasukan-pasukan tempurnya masing-masing.

(Baca juga: (Video) Mengerikan, Seekor Anjing Liar Gondol Bayi Baru Lahir Untuk Dijadikan Makanan Anak-anaknya)

Dalam skala lokal kekuatan tempur baik warga Israel maupun Arab Palestina pun sudah sering bentrok dan menimbulkan korban jiwa.

Untuk mendapatkan persenjataan warga Israel berusaha meminta kepada pasukan Inggris yang memiliki banyak depo senjata.

Cara ini cukup efektif dengan perhitungan jika pasukan Inggris ditarik dari Palestina tidak semua persenjataan akan dibawa maka milisi Israel pun mendapat persenjataan  yang memadai.

 Sedangkan warga Arab Palestina mendapatkan persenjataan dari negara-negara Arab meskipun datangnya persenjataan yang sangat dibutuhkan perlu waktu cukup lama.

Warga Arab Palestina juga membentuk kelompok pertahanan seperti Najadu dan Futuwa.

Mereka juga memanfaatkan pasukan-pasukan gerilya yang sudah berpengalaman dalam Perang Dunia II.

Salah satu pimpinan kelompok gerilyawan yang kemudian menjadi tokoh besar dan menjadi buruan orang-orang Israel adalah Hassan Salameh.

Negara-negara Arab berkomitmen tidak hanya membantu warga Arab Palestina dalam bentuk bantuan persenjataan tapi juga dalam bentuk pengiriman pasukan tempur dalam jumlahnya besar.

Misalnya, Yordania menyiapkan sebanyak 10 ribu pasukan dan dukungan tank lapis baja, Mesir menyiapkan 5.000 pasukan, Irak menyiapkan 10 ribu pasukan dan batalyon lapis baja serta dukungan pasukan dari Arab Saudi.

Sementara negara Arab lainnya yang akan  mengirimkan ribuan pasukan, ratusan tank, sekaligus kekuatan udaranya adalah Suriah.

(Baca juga: Sadar Bangsa Yahudi dan Bangsa Arab Tak Dapat Bersatu, Inggris pun ‘Bagi Dua’ Palestina)

Serbuan negara-negara itu tinggal menunggu waktu yang tepat. Yakni, ketika semua pasukan Inggris sudah ditarik mundur dari bumi Palestina.

Peperangan yang kemudian berlangsung ternyata menjadi cikal-bakal konflik Arab-Israel hingga saat ini mengingat warga Arab yang sudah terusir dari Palestina ingin kembali lagi.

Sedangkan Israel berusaha keras mencegah kembalinya warga Palestina ke wilayah yang dahulu pernah menjadi haknya.