Find Us On Social Media :

Berkat Tank-tank Palsu, Pasukan Lapis Baja Inggris Berhasil Dihancurkan Nazi yang ‘Lebih Lemah’

By Ade Sulaeman, Selasa, 14 November 2017 | 14:00 WIB

Pasukan lapis baja Nazi yang kemudian menyusul tiba di Tripoli dan disambut gegap-gempita oleh pasukan Italia adalah 5th Light dan 3rd Panzer Regiment.

Agar mengesankan pertahanan yang kuat dan infansif Rommel memerintahkan penempatan tank-tank tersebut di setiap blok kawasan Tripoli.

Jumlah tank Afrika Korps yang dikirim ke Tripoli menurut penilaian Rommel sesungguhnya masih kurang dan untuk menutupi kelemahan itu, ia memerintahkan para perwira Panzer Regiment untuk membuat tank palsu (dummy tank) dan ditempatkan diseluruh penjuru Tripoli.

Tujuan Rommel adalah ketika pesawat-pesawat pengintai Inggris melaksanakan pemotretan udara, mereka akan mengira tank palsu yang disiagakan di setiap sudut kota merupakan tank sungguhan sehingga harus berpikir dua kali jika pasukan Persemakmuran Inggris akan melakukan invasi.

Taktik tipu daya menggunakan tank-tank palsu yang diterapkan Rommel ternyata berhasil karena pasukan Inggris dan sekutunya menjadi pasukan yang menunggu untuk diserbu dan bukannya berinisiatif untuk menyerbu.

Sewaktu akan melancarkan serbuan kilat ke posisi pasukan Persemakmuran Inggris di Cyrenaica jumlah tank dan panzer yang tiba di Tripoli sebenarnya belum memadai karena hanya ada sekitar 150 panzer.

Tapi Rommel berprinsip inisiatif menyerbu harus segera diambil sebelum didahului oleh pasukan Inggris. Apalagi jika serbuan kilat itu berhasil moril pasukan gabungan Nazi-Italia pasti akan naik drastis dan moril itu sangat penting untuk mendukung semangat tempur di medan gurun dalam jangka panjang.

Serbuan kilat

Kendati dari sisi kekuatan tempur Rommel merasa belum siap pada bulan Maret-April serbuan kilat pun dilancarkan terhadap pasukan Persemakmuran Inggris.

Dalam serangan itu kekuatan lapis baja Rommel yang didukung pasukan lapis baja Italia, 102nd Motorised Division Trento, berhasil menghancurkan kekuatan lapis baja 2nd Armoured Division dan sekaligus memukul mundur pasukan Persemakmuran Inggris.

Komandan pasukan Inggris yang membawahi pasukan di wilayah Mesir, Letjen Richard O’Connor bahkan tertangkap sehingga pasukan Persemakmuran Inggris harus melakukan reorganisasi terhadap kekuatannya militernya di Afrika Utara.

Markas besar pasukan Persemakmuran Inggris di Cyrenaica ditutup dan diambil alih oleh Western Desert Force di bawah komando Letjen Noel Beresford Peirse.

Pasukan Australia, 9th Infantry Division yang bergerak mundur kemudian bertahan kembali di benteng yang berlokasi di pelabuhan Tobruk.

Sedangkan sisa-sisa pasukan Persemakmuran Inggris lainnya terus bergerak mundur sejauh 160 km dan bertahan di sebelah timur kota Sollum dekat perbatasan Lybia-Mesir.

Sebagai kota pelabuhan penting untuk menyuplai logistik dan pasukan pasukan German-Italia pun kemudian mengepung Tobruk..

Di tengah pasukan Nazi-Italia yang sedang mengepung Tobruk, satu grup pasukan tempur Nazi (Kampfgruppe) di bawah komando Maximilian von Herff terus menggempur pasukan Persemakmuran Inggris.

Gerak maju pasukan Kampfgruppe yang demikian semangat dengan cepat berhasil menggulung pasukan lawan di Fort Cappuzo lalu melintasi wilayah Bardia untuk selanjutnya bergerak menuju wilayah Mesir.

Pasukan Persemakmuran Inggris yang bertahan di Sollum pun kocar-kacir dan terus bergerak mundur untuk mempertahankan wilayah strategis, Halfaya Pass.

Taktik yang diterapkan pasukan tank Marsekal Erwin dengan menggunakan tank-tank palsu serta serbuan kilat ternyata berhasil dan Hitler pun menaikkan pangkat Rommel menjadi jenderal bintang tiga.

(Baca juga: )