Find Us On Social Media :

Berkat Tank-tank Palsu, Pasukan Lapis Baja Inggris Berhasil Dihancurkan Nazi yang ‘Lebih Lemah’

By Ade Sulaeman, Selasa, 14 November 2017 | 14:00 WIB

Pasukan Nazi di medan perang Afrika

Intisari-Online.com - Pada PD II, nafsu Nazi Jerman untuk menguasai seluruh daratan Eropa ternyata memicu Italia yang ingin meluaskan wilayah jajahannya di wilayah Afrika Utara.

Tapi kepongahan Italia untuk meluaskan wilayah jajahannya itu hanya dipandang sebelah mata oleh Hitler.

Ketika pada September 1940 pasukan Italia yang berbasis di Lybia menyerbu Mesir tindakan yang oleh Hitler dianggap sembrono itu segera memicu masalah.

Diktator Italia, Mussollini, yang juga rekan Hitler, semula berniat menyerbu Mesir untuk menunjukkan bahwa pasukan Italia juga mampu menguasai wilayah lain seperti yang telah dilakukan Nazi Jerman.

(Baca juga: Stanley Hollis, Tak Tersentuh Rentetan Peluru Meski Masuk ke ‘Kandang’ Nazi Seorang Diri)

Untuk membuat kejutan, Mussollini sengaja tidak memberi tahu Hitler.

Tapi di medan tempur Mesir, pasukan Italia ternyata harus berhadapan dengan pasukan koloni Inggris yang lebih berpengalaman dalam pertempuran.

Gerak maju pasukan Italia yang dimotori oleh 10th Army dengan cepat berhasil dipukul mundur pasukan Persemakmuran Inggris untuk wilayah barat, Western Desert Force di bawah komando Jenderal Wavel, yang melancarkan serangan balasan lewat operasi bersandi Operation Compass.

Dalam pertempuran sengit yang berlangsung selama dua bulan pasukan Italia yang terpukul mundur hingga melintasi perbatasan Lybia-Mesir bahkan kehilangan wilayah propinsi di Lybia, Cyrenaica yang terletak 800 km dari perbatasan.

Tapi gerak maju pasukan Persemakmuran Inggris terpaksa dihentikan karena pasukan Nazi Jerman mulai mendarat di Yunani (Battle of Greece) yang saat itu masih merupakan koloni Inggris.

Karena butuh perkuatan pasukan tambahan, sebagaian pasukan Western Desert Force kemudian segera dikirim ke front Yunani.