Advertorial

Waffen SS & Fallschirmjager: Dua Pasukan Elite Nazi Yang Kemampuan Tempurnya Menginspirasi Pasukan Elite Dunia Masa Kini

Yoyok Prima Maulana

Editor

Meskipun ideologi Nazi dan kekuatan militernya berhasil dilumpuhkan, kekaguman dunia terhadap sepak terjang pasukan elite Nazi terus terjad
Meskipun ideologi Nazi dan kekuatan militernya berhasil dilumpuhkan, kekaguman dunia terhadap sepak terjang pasukan elite Nazi terus terjad

Intisari-online.com -Dua unit pasukan elite Nazi, Waffen-SS dan Fallschirmjager merupakan pasukan tempur yang kisah dan sejarahnya masih populer hingga saat ini.

Kendati merupakan pasukan yang dibentuk oleh Nazi yang berpaham fasis, kemampuan dan ketrampilan dua unit pasukan elite itu menjadi masukan positif bagi pasukan elite dunia yang terus dikembangkan.

Hingga lebih 60 tahun setelah PD II berakhir, meskipun ideologi Nazi dan kekuatan militernya berhasil dilumpuhkan, kekaguman dunia terhadap sepak terjang pasukan elite Nazi terus terjadi.

BACA JUGA:Petir Terganas di Dunia Ada di Indonesia Lo! Ini Dia Lokasinya

PASUKANFALLSCHIRMJAGER

Pasukan payung Nazi yang begitu mematikan.
Kemampuan tempur Fallschirmjager menjadi acuan bagi pasukan payung modern dalam mengembangkan ketrampilannya.

Salah satu kemampuan tempur Fallschirmjager adalah ketika sukses merebut benteng pertahanan Belgia, Fort Eben Emael yang dipertahankan sangat kuat, .

Selain bertujuan menguasai Fort Eben Emael serangan pasukan Fallschrimjager juga bertujuan menguasai tiga jembatan strategis yang menjadi pintu masuk menuju Belgia.

Serangan diam-diam yang dilaksanakan dari udara dan berlangsung pada bulan Mei 1940 itu merupakan serangan spektakuler karena melibatkan pasukan yang didaratkan menggunakan pesawat glider (tanpa mesin)dan pasukan payung.

Penggunaan glider bertujuan agar sistem peringatan udara Belgia yang mengandalkan asal suara pesawat bisa dikecoh. Sementara penerjunan pasukan payung bertujuan mendukung rekan-rekannya yang bertempur menggunakan glider dan ditargetkan mendarat di bagian atas Fort Eben Emael.

Selain bertugas mendukung rekannya pasukan payung Fallschrimjager yang dipersenjatai senapan mesin juga bertugas mendukung pasukan infantri Nazi yang didatangkan dari Belanda. Tugas pokok pasukan infantri adalah untuk menghadapi counter attack yang berasal dari bala bantuan pasukan Belgia.

Kendati mengalami sejumlah kendala seperti satu glider yang hancur karena tembakan meriam antiserangan udara Belgia dan menewaskan seluruh penumpangnya, serangan ke Fort Eben Emael yang awalnya disebut sebagai mission imposible ternyata suskes.

BACA JUGA:Meski Sama-sama Badan Intelijen AS, Nyatanya CIA Bisa Lebih Brutal dan Menghalalkan Segala Cara Dibanding FBI

Dari 493 personelFallschrimjager yang dikerahkan, 43 personel gugur dan 99 personel lainnya terluka.Sedangkan pihakBelgia yang bertugas di Fort Eben Emael, 60 personel gugur, 40 terluka, dan sekitar 1.000 personel lainnya tertawan.

Berkat kemampuan pasukan Fallschirmjager yang berhasil merebut Fort Eben Emael dan dua jembatan strategis lainnya dalam waktu singkat (dua hari) telah menaikkan posisi Fallschrimjager sebagai pasukan elit paling disegani.

Ada hal yang paling penting dan kemudian menjadi acuan bagi pasukan payung dunia yang bisa dipelajari dari kemampuan Fallschrimjager di medan tempur Belgia.

Latihan keras menggunakan media yang menyerupai target sasaran hingga mahir serta bertempur layaknya pasukan berkualifikasi komando.

Doktrin Fallschrimjager yang menerjunkan pasukan secara terpisah dengan persenjataannya dan rawan oleh sergapan lawan bahkan menjadi pelajaran berharga bagi pasukan payung dunia yang terus berkembang.

Pasukan payung kini tidak lagi terjun secara terpisah dengan senjata, namun terjun dengan senjata yang telah dimodifikasi sehingga tetap melekat di badan dan langsung siap tempur begitu menjejak daratan.

BACA JUGA:Menyeramkan! Pesawat Kiriman CIA Ini Sering Terbang di Langit Indonesia Tanpa Pernah Terdeteksi

PASUKAN WAFFEN-SS

Waffen-SS
Jika pasukan Fallschrimjager dikenal sebagai pasukan payung yang tersohor kemampuannya, sebagai pasukan Partai Nazi, Waffen-SS juga telah menunjukkan kehebatannya selama PD II.

Ketangguhan pasukan Waffen-SS khususnya yang merupakan keturunan Jerman(Arya) didorong oleh perasaan superior sebagai ras terunggul sekaligus sikap loyalitas total terhadap Nazi dan Hitler.

Sikap loyal bahkan cenderung fanatik tercermin dari semboyan Waffen-SS, Meine Ehre Heizt Treue (Loyalitas Adalah Kehormatanku).

Maka tidak mengherankan jika sepak terjang pasukan Waffen-SS yang personelnya terdiri dari ras Aryar bertempur secara fanatik dan kejam dari awal PD II hingga berakhirnya peperangan yang berlangsung di tanah Jerman.

Kekejaman yang dilakukan pasukan Waffen –SS berlangsung sejak awal perang hingga berakhirnya PD II. Namun di akhir PD II fanatisme dan cara brutal Waffen-SS dalam bertempur harus dibayar mahal karena sekitar 314.000 personelnya gugur di berbagai medan tempur.

Di era modern setidaknya keberadaan Waffen-SS semasa Nazi telah ditiru oleh rezim mendiang presiden Irak, Saddam Hussein, yang memiliki pasukan tempur dari Patai Baath.

Pasukan tempur yang lebih dikenal sebagai Iraqi Republican Guard dan berkembang menjadi Republican Guard Corps merupakan pasukan eliteyang loyal kepada Saddam Hussein.

Selain terlatih baik, lebih disiplin, dan memiliki fasilitas lebih dibandingkan pasukan reguler Irak, pasukan ini juga terkenal kekejamannya.

Salah satu kekejaman Republican Guard adalah pembunuhan terhadap ribuan penduduk suku Kurdi dan kaum Syiah Iraq.

Yang jelas pasukan milisi yang lahir dari sikap fanatik dan loyalitas berlebihanterhadap satu pimpinan (ditaktor) kerap menimbulkan mata petaka yang jauh dari peri kemanusian.Kekuatan militer seperti Waffen-SS itu sebaiknya tidak tumbuh lagi di era terkini.

BACA JUGA:Hebat! Pilot Tempur Indonesia Ternyata Nyaris Tembak Jatuh Jet Tempur Australia

Artikel Terkait