Find Us On Social Media :

Perang Teluk, Ajang Promosi dan Uji Coba Persenjataan Canggih 'Penebar Maut'

By Ade Sulaeman, Rabu, 1 November 2017 | 11:30 WIB

Kemampuan rudal AIM-7 dan AIM-9 juga tak kalah dahsyat dibandingkan Maverick.

Sebagai rudal yang ditembakkan untuk sasaran udara ke udara, AIM-7 berhasil merontokkan 22 pesawat tempur Irak.

Sedangkan AIM-9 berhasil menghancurkan enam pesawat tempur.

Kedua rudal yang sangat ampuh untuk menyergap pesawat musuh itu biasa dipasangkan pada pesawat F-15.

Selain rudal AIM-7 dan AIM-9, F-15 juga menggendong rudal AIM-120A yang berfungsi untuk menggempur sarang-sarang rudal Scud.

Dari tiga jenis rudal itu, AGM-88 HARM merupakan tipe rudal yang paling pintar.

Pasalnya AGM-88 HARM mampu mencari sasarannya secara mandiri dan hanya dengan sedikit bantuan operator.

Dalam Perang Teluk, rudal udara kepermukaan ini menjadi senjata andalan pesawat tempur F-16 C dan F-4G Wild Weasels.

Sasaran favorit yang dihancurkan oleh AGM-88 adalah lokasi radar Irak. Selama bertugas, pesawat-pesawat F-4G telah terbang sebanyak 2.500 sorti dengan kesuksesan mencapai 87%

Kecerdasan AGM berkali-kali membuat tentara Irak lari ketakutan.

Karena operator tidak merasa melihat sama sekali di layar monitor tanda-tanda kehadiran pesawat, sekonyong-konyong dihantam bom.

Itu bisa terjadi karena AGM dilengkapi peralatan yang bisa menjejak posisi radar musuh, mampu melesat hingga Mach 2 dan ketika ditembakkan asap yang keluar dari AGM tidak kelihatan.

Sedangkan soal radar yang tidak berfungsi, diakibatkan oleh radar jamming yang dilancarkan pesawat pembungkam radar EF-111 Raven.

Prestasi gemilang yang dicapai oleh berbagai jenis rudal dalam Perang Teluk I memang tak bisa dilepaskan dari superioritas air power yang berhasil dikuasai pasukan koalisi hanya dalam serbuan selama satu hari.

Setelahnya sasaran udara dan darat yang dimiliki Irak hanyalah jadi bidikan empuk yang nyaris tak mendapatkan perlindungan udara.

Amuk beragam rudal yang dibantu pesawat-pesawat berperangkat elektronik canggih yang mampu membungkam radar Irak juga mampu menyukseskan tugas rudal.

Dengan demikian pilot-pilot yang menembakkan rudal mautnya secara psikologis justru merasa seperti main game dan bukan sedang perang sungguhan.

Yang pasti Perang Teluk I telah menjadi ajang paling sukses perang modern sejak PD II sekaligus menjadi promosi besar-besaran bagi senjata-senjata canggih penebar maut.