Diandalkan untuk Lawan AS, Tentara Wanita Korut Malah Mendapat Pelecehan Seksual Dalam Latihan Serba Brutal

Ade Sulaeman

Penulis

Prajurit wanita Korut yang dianggap melanggar disiplin atau melakukan kesalahan, hukumannya bisa sangat mengerikan karena ia harus rela diperkosa oleh para prajurit pria yang berpangkat lebih tinggi.

Intisari-Online.com - Sebanyak 500.000 tentara wanita Korut siap bertempur sampai mati untuk membela pemimpin besarnya Kim Jong Un jika harus berperang melawan pasukan AS.

Demi mencetak para wanita yang siap berperang itu, militer Korut pun telah melakukan mobilisasi dan pelatihan militer yang keras dan brutal.

Semua prajurit wanita yang tergabung dalam militer Korut dilatih sama beratnya dengan para prajurit pria.

(Baca juga: Seorang Diri, Tentara Wanita Ini dengan Berani Menghajar para Pendemo dari Yahudi Ultra Ortodok)

Tapi dalam penugasannya mereka tetap dipandang sebelah mata karena kemampuannya masih dianggap lebih rendah dibandingkan para prajurit pria.

Sikap memandang rendah para wanita Korut yang sudah tergabung dalam militer sebagai sosok yang juga dianggap tidak setangguh para prajurit pria itu, akhirnya berujung pada mudahnya mereka mendapatkan pelecehan seksual.

Tentara wanita Korut sebagai operator meriam
Seorang prajurit wanita Korut yang dianggap melanggar disiplin atau melakukan kesalahan, hukumannya bisa sangat mengerikan karena ia harus rela diperkosa oleh para prajurit pria yang berpangkat lebih tinggi.

Dalam latihan perang yang keras dan brutal misalnya, agar para prajurit wanita itu bisa berbaris dengan rapi, leher para prajurit wanita saling diikatkan dengan tali sehingga bisa didapatkan formasi baris dan gerakan tubuh yang rapi serta seragam seperti gerakan robot.

Latihan sangat keras dan disiplin itu harus mereka jalani lagi ketika akan tampil dalam parade miiter tahunan Korut di depan Kim Jong Un.

Meskipun secara kemampuan para prajurit wanita Korut dipandang lebih rendah dibandingakn para prajurit prianya, tentara wanita Korut dilatih untuk bisa mengoperasikan semua senjata, seperti meriam artileri medan (armed) dan peluncur roket , sehingga bisa pula diterjunkan ke semua jenis pertempuran.

Latihan untuk mengoperasikan meriam dan peluncur roket bagi para tentara wanita Korut juga merupakan latihan yang keras karena dikondisikan seperti dalam peperangan yang sesungguhnya.

(Baca juga: Polisi Wanita Ini Satu-satunya Perempuan di Satnarkoba Polres Tana Toraja, Jangan Macam-macan Jika Tak Ingin Di-Taekwondo)

Dengan kemampuan seperti itu maka para tentara wanita Korut merupakan satu-satunya tentara wanita di dunia yang bisa mengawaki dan mengoperasikan meriam armed serta peluncur roket.

Korut memang membutuhkan tentara wanita yang mahir mengoperasikan meriam armed dan peluncur roket mengingat jumlah meriam dan peluncur roket di Korut lebih dari 20.000 pucuk.

Tentara wanita Korut saat berbaris
Demi menggembleng kemampuan menembak secara perorangan, tentara wanita Korut juga selalu diikutkan dalam lomba menembak dan para juaranya kemudian dimasukkan ke dalam resimen pasukan sniper wanita seperti yang pernah dilakukan Tetara Merah Rusia pada PD II.

Agar semua prajurit wanita Korut siap bertempur sampai mati demi membela pemimpin besarnya, militer Korut bahkan sudah menemukan cara yang ampuh, yakni selalu mengobarkan semangat kebencian dan balas dendam terhadap AS.

AS memang layak dibenci oleh warga Korut, karena dalam Perang Korea (1950-1953) militer AS telah mengakibatya tewasnya sepertiga penduduk Korut.

Artikel Terkait