Advertorial

Para Petempur Wanita Yazidi Ini Turut Menentukan Kehancuran Militan ISIS di Ragga Suriah

Ade Sulaeman

Editor

Ratusan petarung wanita tewas dari kedua belah pihak akibat pertempuran jarak dekat yang begitu sengit.
Ratusan petarung wanita tewas dari kedua belah pihak akibat pertempuran jarak dekat yang begitu sengit.

Intisari-Online.com - Untuk menghancurkan kekuatan militanj ISIS yang bercokol di kota Ragga, Suriah, pasukan gabungan AS, akan mengalami kesulitan tanpa kehadiran para petarung wanita Yazidi dari suku Kurdi.

Pasalnya dalam kondisi yang makin terdesak militan ISIS memaksa para wanita ISIS untuk terjun ke garis depan pertempuran baik sebagai pasukan penyerbu maupun pengebom bunuh diri.

Kehadiran pasukan wanita ISIS yag siap bertempur sampai mati itu sangat merepotkan pasukan gabungan AS mengingat mereka bertempur sesuai konvesi Jeneva dan dilarangan melukai wanita dan anak-anak, meskipun para wanita dan anak-anak itu memegang senjata.

Tapi untuk menghadapi para kombatan wanita ISIS itu, pasukan gabungan AS akhirya tidak mengalami kerepotan lagi setelah ribuan pasukan wanita Yazidi yang sudah memiliki pengalaman tempur ikut maju ke garis depan dan siap bertarung melawan ISIS.

(Baca juga: Setelah Pulang, Perempuan Yazidi yang Pernah Dipaksa Jadi Budak Seks ISIS Ini Hanya Ingin Membalas Dendam)

(Baca juga: Sniper Perempuan Yazidi Tembak Mati Komandan ISIS yang Pernah Membuatnya Jadi Budak Seks)

Pertempuran yang diwarnai pertarungan antara petarung wanita Yazidi melawan petarung wanita ISIS pun berlangsung seru di se antero kota Ragga.

Ratusan petarung wanita tewas dari kedua belah pihak akibat pertempuran jarak dekat yang begitu sengit.

Sementara pasukan ISIS yang terdiri dari para pria cenderung menghindari bertempur melawan para wanita Yadisi karena jika sampai tertembak mati, sesuai keyakinan para pejuang ISIS pria, mereka akan langsung masuk neraka.

Berkat kegigihan dan keberanian para pejuang wanita Yazidi tersebut, pasukan gabungan AS yang melancarkan gempuran dari darat dan udara akhirnya bisa menguasai sepenuhnya kota Ragga yang sudah hancur berantakan pada minggu ketiga bulan Oktober 2017 ini.

Namun kendati kota Ragga sudah berhasil dikuasai pasukan gabungan AS dan pasukan pemberontak Suriah (Moderate Free Syrian Army (FSA) , pemimpin tertinggi ISIS, AL-Baghdadi, yang diperkirakan masih hidup tidak berhasil ditangkap.

Artikel Terkait