Advertorial
Intisari-Online.com -Setelah melancarkan serangan sengit terhadap kelompok militan ISIS sejak bulan Mei 2017, Militer Filipina akhirnya berhasil menghancurkan kekuatan inti mereka.
Ini ditandai dengan tewasnya dua pemimpin tertinggi ISIS di Marawi, Isnilon Hapilon dan Omar Maute.
(Baca juga:Ketika Para Perempuan Marawi Harus Menjadi Budak Seks Kelompok yang Terafiliasi dengan ISIS)
Selama 6 bulan bertempur pasukan Filipina yang sampai mengerahkan pesawat tempur untuk menghancurkan militan ISIS awalnya mengalami kesulitan karena pasukan ISIS yang menerapkan taktik perang kota (urban warfare) menggunakan penduduk sipil sebagai tameng.
Kendaraan tempur lapis baja militer Filipina bahkan banyak yang berhasil dilumpuhkan pasukan ISIS karena dilengkapi dengan senjata peluncur granat (RPG) dan senapan mesin berat.
Tindakan Presiden Filipina yang dikenal sebagai sosok tigger happy itu makinmeningkatkan korban di kalangan penduduk sipil.
Bagaimana tidak, ia memerintahkan menerapkan strategi perang total melalui gempuran artileri darat dan udara secara membabi-buta sehingga banyak penduduk sipil turut menjadi korban.
Terbunuhnya Hapilon dan Maute dalam waktu yang bersamaan terjadi setelah pasukan khusus Filipina melakukan taktik serbuan malam pada Minggu (15/10) dengan mengerahkan para sniper yang dilengkapi teropong pelihat malam (night vision google).
Militer Filipina yang telah berhasil membunuh Hapilon dan Maute awalnya belum langsung percaya jika dua petinggi ISIS di Marawi itu akhirnya terbunuh.
Namun setelah mencocokkan foto-foto wajah Hapilon dan Maute melalui para kerabat atau klan yang bisa dikonfirmasi pihak militer, akhirnya diumumkan bahwa kedua pentolan ISIS itu memang telah tewas. Ada dua luka ciri khas tembakan sniper, yakni di bagian kepala dan dada.
(Baca juga:Mengenal Farhana Maute, Wanita Yang Menjadi Ikhwal Mula Perang Marawi)
Mengetahui berita dua pentolan ISIS sudah terbunuh, Presiden Duterte pun langsung merayakan kemenangan sambil menyatakan Filipina telah terbebas dari ancaman ISIS.