Find Us On Social Media :

Unit 731, Proyek Rahasia Militer Jepang untuk Memproduksi Senjata Biologi dan Menggunakan Manusia sebagai Kelinci Percobaannya

By Moh Habib Asyhad, Senin, 16 Oktober 2017 | 13:00 WIB

Unit 731 Jepang

Kebetulan militer Jepang  yang saat itu sudah bangkit kembali  sedang bersemangat untuk menguasai negara tetangga, China dan negara-negara di wailayah Asia Timur.

Demi kepentingan militer Jepang dan sekaligus melaksanakan missi mata-mata, Shiro kemudian diberi kesempatan untuk bertandang ke Eropa dan AS.

 Tujuan utama Shiro dan timnya adalah mempelajari program pembuatan senjata biologi yang sedang dikembangkan AS khususnya cara membuat hujan beracun, hujan kuning.

Agar misinya tidak menimbulkan kecurigaan, militer Jepang menyamarkan tugas  rahasia Shiro dan timnya sebagai atase militer.

Hanya butuh waktu dua tahun bagi Shiro untuk malang-melintang di negara-negara Eropa dan AS serta  mempelajari dan sekaligus menyerap program pengembangan senjata biologi .

Sekembalinya dari Eopa dan AS, misi Shiro dan timnya  yang dinilai sukses oleh militer Jepang tidak hanya membuat pangkatnya naik menjadi Mayor, tapi Shiro juga diberi keleluasaan untuk segera membangun industri senjata biologi.

Upaya Shiro untuk mendirikan industri senjata biologi ternyata mendapat tanggapan positif dari militer Jepang.

Pejabat militer Jepang yang kemudian mendukung penuh program  pembuatan senjata biologi yang dipimpin oleh Shiro antara lain, Kolonel Tetsuzan (Chief of Military Affairs), Kolonel Yoriniichi Suzuki (Chief of 1st Tactical Section of Army General Staff Headquaters), Kolonel Ryuiji Kajitsuka (Medical Bureau of The Army), dan Kolonel Chikahiko Koizumi (Army Surgeon General).

(Baca juga: Para Teroris Mulai Gunakan Senjata Biologi, Indonesia Perlu Makin Waspada)

Secara kebetulan tak berapa lama setelah Shiro pulang dari Eropa di kota Shikoku muncul wabah radang miningtis. Shiro pun membuktikan keahliannya meredam wabah miningtis dengan membangun wahana penjernihan air.

Berkat keberhasilan membereskan wabah secara efektif itu, nama Shiro makin popular sebagai pakar bakteriologis, khususnya di kalangan militer Jepang.

Jalan untuk menjadi peneliti dengan obyek eksperimen berupa manusia hidup pun makin terbuka lebar