Advertorial
Intisari-Online.com -Pembunuhan Franz Ferdinand si Adipati Austria pada 18 Juni 1914 adalah titik nyala yang memulai rangkaian peristiwa yang kelak disebut sebagai Perang Dunia I.
Peristiwa itu membuat Kekaisaran Austria-Hongaria yang hancur berantakan bertempur dengan Serbia, lalu menyeret Eropa dalam perang berkepanjangan, yang pada gilirannya menyebabkan Perang Dunia II.
Itu teori umum yang biasa kita lontarkan ketika membahas penyebab Perang Dunia I.
Tapi sebuah teori baru menunjukkan bahwa sepotong sandwich-lah yang mesti disalahkan dalam serangkaian perang berdarah itu.
Beberapa sejarawan percaya bahwa pembunuh si adipati, Gavrilo Princip, baru saja berhenti makan sandwich sebelum melakukan penembakan di luar toko makanan bernama Schiller’s.
Mereka berargumen, jika Princip tidak berhenti untuk ngemil, ia tidak akan pernah berada di tempat yang tepat untuk menembak Ferdinand.
“Tidak ada sandwich, tidak ada penembakan. Tidak ada penembakan, tidak ada perang,” simpul Mike Dash kepada majalah Smithsonian.
Dash mengatakan, sejauh yang ia tahu, teori ini pertama kali muncul ke permukaan pada 2003 lalu, dan sejak saat itu semakin banyak sejarawan yang tertarik untuk menguji kebenarannya.
Tapi, meski itu adalah kisah yang unik—sesuai dengan kriteria sebuah penelitian sejarah, ia mengatakan bahwa ada beberapa lubang dalam cerita tersebut.
“Tapi tidak sesederhana itu,” tulisnya.
“Itu bukan karena versi modern tidak setia pada fakta […] saya merasa sulit percaya bahwa sandwich itu sudah ada di daftar menu di Bosnia sejak 1914.”
(Baca juga:Walter Yeo, Tentara Perang Dunia I yang Disebut sebagai Orang Pertama yang Melakukan Bedah Plastik)
Dia menyarankan, sejauh yang ia tahu, rumor tersebut muncul di sebuah film dokumenter buatan Inggris yang disebut “Days that Shook the World”.
Narasi dalam video itu kira-kira begini:
“Gavrilo Princip baru saja makan sandwich, dan sekarang ia berdiri di luar toko makanan Schiller’s … Kebetulan, nasib telah membawa si pembunuh dan target masing-masing dalam jarak 10 kaki satu dengan yang lain.”
Penulis dokumenter tersebut, Ricard Bond, mengatakan kepada Smithsonian bahwa penelitiannya mencakup sumber-sumber dalam beberapa bahasa. Ia bilang, “Mungkin saja ‘sandwich’ itu adalah terjemahan sehari-hari yang muncul dalam sumber-sumber tersebut.”
Menurut situs pengecek fakta Thewrap.com, kebetulan itu terus berlanjut hingga sekarang.
Phil Hornshaw menulis, satu dari tujuh calon pembunuh Pangeran Ferdinand mengacaukan usaha untuk meledakkan mobilnya dengan sebuah granat.
Sekering mobil itu dilaporkan terbakar begitu lama sehingga meloncat dari kendaraan itu, jatuh ke tanah dan melukai tentara, sementara Ferdinand lolos tanpa cedera segores pun.
Insiden tersebut memaksa Ferdinand mengalihkan dari rute asli iring-iringan mobilnya melalui Sarajevo sehingga ia tersesat.
Ferdinand dilaporkan bisa pergi ke rumah sakit untuk menemui orang-orang yang terluka saat iring-iringan mobilnya berada di depan tokok makanan Schiller’s.
(Baca juga:Anthony Fokker, Pembuat Pesawat Andalan Jerman pada Perang Dunia I yang Lahir di Blitar)
Entah bagaimana, Ferdinand kembali ke jalur semula, sejajar dengan posisi Princip yang berada di luar toko tersebut. Sekejap kemudian, nama terakhir itu akhirnya berhasil menembak si pangeran.
Lalu terjadilah Perang Dunia I yang rusak-rusakan itu.