Find Us On Social Media :

Penembakan Las Vegas: Senapan Mesin Seharusnya untuk Berperang Bukan Membantai Penonton Konser

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 3 Oktober 2017 | 18:30 WIB

Inggris pernah punya pengalaman buruk ketika melancarkan serbuan pembuka ke Somme pada 1 Juli 1916.

Lebih dari 57 ribu pasukan kerajaan habis disapu senapan mesin Maxim MG 08 Tentara Jerman.

Pasca- PD II Senapan mesin multiguna (GPMG) jadi tren seluruh AB dunia.

Umumnya basis yang dipakai untuk mengembangkannya adalah senapan seri MG Jerman.

Tapi tak jarang, senapan-senapan mesin peninggalan PD II juga masih dipakai. Contohnya Bren L4A2 yang terakhir diproduksi di Inggris pada tahun 1971.

Tapi ada perkembangan  baru dalam perjalanan pengembangan  senapan mesin bagi keperluan perang modern.

Dari sisi  kaliber peluru, ada pergeseran. Selaras dengan tren kaliber 5,56mm yang kini dipakai senapan serbu (assault rifle) maka muncul juga senapan mesin berkaliber sejenis.

(Baca juga: Media Australia Sebut Kekasih Pelaku Penembakan di Las Vegas Merupakan Keturunan Indonesia)

Dengan penurunan kaliber yang dipakai berati bobot serta hentakan senjata jadi minim.

Meski  demikian kalau disimak lebih teliti lagi ada sejumlah perbedaan dibanding senapan serbu biasa.

Laras yang lebih panjang dan berat serta tambahan bipod, itulah pembedanya.

Tapi perbedaan itu bukan dibuat tanpa alasan. Pasalnya walau berkategori ringan, senjata ini tetap diwajibkan punya jarak jangkau dan daya tembak lebih tinggi ketimbang senapan serbu biasa.