Intisari-Online.com -Kapasitas SS2 alias Senjata Serbu 2 sebagai senjata serbu tidak perlu diragukan lagi. Hal ini terbukti jelas ketika perwakilan TNI AD memenangi perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) di Australia beberapa waktu yang lalu. Tak hanya itu, kemenangan itu juga membuat senapan buatan Pindad itu diburu lima negara.
Sejatinya ini bukanlah kemenangan pertama tim Indonesia, begitu ujar Direktur Utama PT Pindad, Sylmi Karim, seperti dilansir Kompas.com. Indonesia sudah memenangi perlombaan ini delapan hingga sembilan kali. “Yang jelas, kemenangan telah berimbas pada penjualan senjata dan lisensi.”
Masih berdasarkan keterangan orang nomor satu di Pindad itu, hingga kini ada lima negara yang tertarik pada senjata SS2 yang digunakan petembak TNI AD tersebut. Dari lima negara tersebut, tiga negara memperlihatkan keseriusan dan akan menandatangani MoU. Tidak jelas nama negara-negara tersebut, yang pasti negara-negara itu berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
Selain khawatir transaksi batal, keengganan Pindad menyebut nama negara-negara itu lantaran sikap menghargai pembeli. Jika pembeli tidak ingin namanya disebut, maka pihaknya tidak akan memublikasikannya. Sebab, penjualan alat pertahanan berbeda dengan produk lainnya. “Ada sejumlah negara yang tidak berkenan disebutkan namanya demi masalah keamanan dan lainnya,” tutur Sylmi.
Dalam perlombaan AASAM yang digelar di Australia beberapa waktu yang lalu, tim TNI AD berhasil mengalahkan Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa dengan mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan. Lantaran perbedaan perolehan medali yang mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata buatan Pindad tersebut. Sikap panitia Australia ini mendapat perlawanan dari pihak TNI AD. Mereka menyatakan, jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI AD, maka panitia harus membongkar senjata semua peserta. (Kompas.com)