Intisari-Online.com – Adakalanya seseorang begitu beruntung dilahirkan pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga menjadi saksi sejarah, bahkan turut berperan di dalamnya.
Des salah seorang di antaranya.
Sebelas Februari 1936 seorang anak sedang asyik mandi-mandi di dermaga Banda Neira.
Untuk anak sebayanya, barangkali ia agak jangkung.
Rambutnya berpotongan cepak, usianya baru 8,5 tahun.
Ia baru kelas 2 di ELS (Europesche Lagere School)..
Ketika sebuah kapal kolonial Belanda merapat, dua orang tuan berjas turun dari sana.
Wajah mereka pucat. "Pastilah buangan dari Digul," pikirnya.
Boven Digul memang identik dengan malaria, bahkan anak kecil masa itu pun tahu.
Kapten kapal yang masih muda mengatakan kepada contlroeur (semacam camat), "Suruh anak buah Anda angkat bagasi tuan-tuan ini."
Yang dimaksudnya adalah tahanan yang masa itu lazim dimanfaatkan jadi kuli di dermaga.