Find Us On Social Media :

Selain Cerminan Kehancuran Militer AS, Perang Vietnam Juga Menunjukkan bahwa Komunis Sulit Ditaklukkan

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 30 September 2017 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika konflik antara Vietnam Utara (NVA) dan Vietnam Selatan (ARVN) meletus, militer AS dan CIA secara diam-diam ternyata sudah melibatkan diri.

Tujuan utama campur tangan AS di Vietnam Selatan adalah membendung kekuatan komunis Vietnam Utara yang didukung oleh China dan Rusia.

Pasukan AS yang pertama kali turun adalah satuan-satuan khusus dan para penasehat militer yang  bertugas melaksanakan pelatihan terhadap pasukan Vietnam Selatan.

(Baca juga: Perang Vietnam, Perang yang Menjadi Ajang Uji Coba Jet-jet Tempur Buatan Amerika dan Uni Soviet)

Sedangkan CIA melakukan operasi intelijen untuk mendukung operasi militer AS dengan menggunakan basis yang berlokasi di Kamboja dan Thailand.

Rongrongan gerilya Viet Cong kepada pemerintah Vietnam Selatan yang pemerintahannya mendapat dukungan ekonomi dan politik dari AS semakin menjadi.

Pemerintah AS di Washington yang saat itu dipimpin oleh PResiden John F. Kennedy pun merasa terganggu.

AS sebagai negara yang sudah memposisikan dirinya sebagai polisi dunia sekaligus tulang punggung kekuatan Blok Barat yang antikomunis menyebabkan Presiden Kennedy tak mau tinggal diam.

Kennedy pun akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pasukannya ke Vietnam.

Januari 1962 merupakan bulan yang bersejarah karena untuk pertama kalinya pasukan AS yang dikirim ke Vietnam bertempur melawan pasukan Viet Cong.

Ketika memasuki tahun 1963, perang melawan Viet Cong terus berlanjut dan korban tewas dari pasukan AS mulai berjatuhan.

Dengan jatuhnya korban dari pasukan AS di Vietnam, pemerintah AS di Washington  mulai menyadari bahwa penugasan untuk bertempur di Vietnam ternyata sangat riskan.

Tapi Presiden Kennedy, yang juga dikenal sebagai veteran Perang Dunia II dan sangat kritis terhadap perkembangan konflik di Vietnam, keburu tewas setelah ditembak sehingga masalah Vietnam diambil alih oleh penggantinya yang dikenal berwatak keras: Lindon B. Johnson.

Atas perintahnya, pasukan AS di Vietnam terus ditambah dan sejumlah operasi tempur yang melibatkan kekuatan darat, laut, dan udara, terus digelar.

Dan ketika konflik antara Vietnam Selatan dan Utara berubah menjadi perang terbuka, militer AS pun semakin jauh terlibat.

Perang Vietnam yang berlangsung selama 20 tahun ternyata menjadi malapetaka bagi pasukan AS yang bertindak bak pahlawan.

Bukannya kemenangan yang diperoleh, mereka justru mendapatkan kekalahan pahit yang menjadi trauma sekaligus merosotnya pamor militer AS di mata dunia.

AS rupanya telah melakukan kesalahan besar secara politik dan militer ketika memutuskan terjun ke dalam Perang Vietnam yang banyak memakan korban itu.

Perang berkepanjangan itu benar-benar telah membuat militer AS babak belur.

Vietnam Selatan telah gagal dipertahankan dan akhirnya jatuh ke tangan pasukan komunis Vietnam Utara.

(Baca juga: Mengerikan! Ketika Tiga Veteran Perang Menceritakan Pengalaman Pertama Menghabisi Nyawa Orang)

Kekalahan militer AS dalam Perang Vietnam ini bahkan menunjukkan bahwa kekuatan komunis tidak selalu bisa dikalahkan.

Setelah Vietnam berhasil disatukan sebabagai negara komunis, konflik nyatanya belum berakhir.

Sebagai pemenang perang, pasukan Vietnam Utara bertindak semena-mena antara lain dengan memasukkan mantan Presiden Vietnam Selatan, Thieu, bersama lebih dari 200 ribu pengikutnya ke kamp kerja paksa.

Sistem komunis yang segera diterapkan di wilayah Vietnam Selatan dengan cepat menghapus sistem yang telah ada termasuk penghapusan terhadap sistem religi dan keyakinan.

Untuk menghindari sistem yang dipaksakan dan kehidupan yang terus memburuk, warga Vietnam Selatan memilih mengungsi ke berbagai negara dengan menaiki perahu tradisional. Mereka ini dikenal sebagai “Manusia Perahu”.

Pengaruh komunisme yang dipaksakan juga mengguncang stabilitas negar tetangga, Laos dan Kamboja, serta memunculkan tragedy kemanusiaan baru: The Killing Field.

Dan sejak itu, kekuatan komunis di Asia Tenggara semakin kuat saja.

Pemerintahan komunis di Vietnam pun bahkan tetap kukuh berdiri meski komunisme hancur berantakan di Uni Soviet pada akhir atahun 1989.

Lebih dari itu, Vietnam nyatanya menjadi negara yang cukup makmur hingga saat ini dan seperti telahnya telah melupakan perang yang berdarah-darah selama 10 tahun itu.

Bekas-bekas perang, seperti rongsokan tank, pesawat, gedung yang hancur berantakan, tunnel rat yang masih terpeliraha, bahkan dijadikan museum abadi dan menjadi objek wisata perang yang sangat menarik.

(Baca juga: Wanita Ini Memenangkan Gugatan Terhadap Johnson & Johsnon Karena Terkena Kanker Ovarium Gara-gara Bedak Bayi)

Para veteran Perang Vietnam asal AS secara terus-menerus kembali ke Vietnam, tapi bukan untuk bertempur kembali melainkan sebagtai turis yang secara tidak langsung memperkaya kas devisa pemerintah komunis Vietnam.