Find Us On Social Media :

Warna Dinding Rumah Anda, Bisa Membawa Keberuntungan atau Malah Bencana?

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 20 September 2017 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com – Dalam ilmu fisikan, warna hanyalah cahaya yang memiliki panjang gelombang dan frekuensi tertentu.

Dari kacamata paranormal dan feng shui, warna mempunyai kekuatan yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia.

Ada yang membawa rezeki atau keberuntungan, ada juga yang membawa sial. Lain lagi kalau ditengok dari sudut psikologi warna.

Memasuki dunia warna ibarat memasuki kawasan luas yang penuh misteri. Mengapa warna  tertentu sering kali sanggup mengubah perilaku manusia?

Konon karena warna mempunyai daya psikolbgis tertentu. Jembatan Blackfrier di London terkenal karena sering dipakai untuk sarana bunuh diri.

Percaya atau tidak, ketika jembatan bercat hitam itu diganti dengan warna hijau, jumlah orang  yang menerjunkan diri dari sana berkurang sepertiganya.

Di sebuah rumah sakit di Lyon, Prancis, para perawat sering mengobrol berkepanjangan pada jam kerja di lorong utama.Setelah lorong itu dicat dengan warna kelam, sedikit perawat yang betah ngerumpi lagi di sana.

(Baca juga: Saat Kadal Raksasa Sepanjang 1,5 Meter Menempel di Dinding Rumah Layaknya Cecak)

Demikian juga dengan sebuah kantin di Amerika. Para karyawan betah berlama-lama saat makan di kantin, sehingga karyawan lain terlalu lama menunggu giliran.

Begitu kantin dicat jingga mencolok, tanpa sadar mereka pun,makan cepat-cepat dan buru-buru pergi.

Warna merah ternyata manjur untuk "mengusir" pengguna telepon umum yang suka bicara berlama-lama tanpa peduli antrean panjang calon pemakai lain.

Lalu ketika boks telepon umum itu dicat merah, mereka menjadi tidak betah berlama-lama di dalamnya dan berusaha bicara seperlunya.

Warna pun sering kali bisa menyesatkan, atau setidaknya mengubah persepsi orang terhgdap suatu keadaan atau benda.

Di sebuah pabrik di Kalifornia, AS, misalnya, para kuli yang kerjanya mengangkat peti-peti berwarna hitam kerap mengeluh sakit pinggang karena beban itu dirasa berat.

Ketika peti-peti itu ditukar warnanya menjadi hijau terang, ternyata yang mengeluh sakit pinggang berkurang.

Secara psikologis, warna hitam atau suram memberikan kesan lebih berat. Selain itu, hitam atau warna gelap memberikan kesan sempit pada ruangan, atau mengesankan ramping kalau dikenakan untuk pakaian.

Sebaliknya, ruang bercat putih atau bercorak terang bisa kelihatan lebih luas, lebih lega daripada ruang berwarna gelap.

Makanya para dekorator ruang ataupun desainer busana sering mempertimbangkan segi warna untuk memberikan kesan tertentu.

"Warna memang bisa membawa orang ke suasana tertentu. la akan merangsang otak dan mempengaruhi pikiran bawah sadar. Warna hitam misalnya membawa orang ke suasana gelap dan mencekam.

Jadi, jangan bikin restoran yang didominasi warna hitam karena membuat orang tidak kerasan," kata Lettu (K) Drs. GM Kussardoyo Kusumo, psikolog dari Dinas Psikologi Angkatan Laut.

Dengan kacamata supranaturalnya, K.H. Jassin Assiry, seorang paranormal di Jakarta, menyatakan, "Masing-masing warna aura memiliki daya dan pengaruh terhadap  manusia. Contohnya, orang duduk di ruang bercat merah akan merasa kepanasan dan kurang enak."

Warna merah, oranye, kuning, coklat, dan hitam, menurut dia, memberikan kesan panas. Sedangkan biru dan hijau, bisa memberi kesan sejuk, menciptakan suasana tenang dan damai.

 Tujuh lapis wama aura

Setiap benda, dan juga manusia, mempunyai aura. Dalam tradisi Timur, ribuan tahun lalu, aura dikenal sebagai medan kekuatan.

Dalam filosofi Timur, aura merupakan kekuatan hidup yang meliputi alam semesta, menjaga dan melindunginya agar tetap lestari dan harmonis. Meski ada di mana-mana, kekuatan itu terbanyak ada pada makhluk hidup.

Menurut Paul Callinan dalam sebuah tulisannya di Majalah WellBeing, aura pada manusia terbagi atas tujuh lapis.

Lapisan pertama, yang disebut lapisan etheric body, terdapat di sekitar tubuh dan paling mudah dilihat. Tebalnya ± 5 cm.

Kedua, lapisan emotional body, menghasilkan sebagian besar warna aura yang terlihat. Lapisan setebal ± 7 cm ini berkaitan dengan perasaan dan emosi. Setiap saat bisa berubah, tergantung pada kondisi emosi seseorang.

Ketiga, lapisan mental body, yang menyimpan keinginan dan inteligensia. Keempat, astral body, yang tebalnya 15 - 30 cm.

Kelima, intuitional body. Lapisan ini berkaitan dengan kemauan yang besar, kemampuan berpikir, pendengaran, dan tanggung jawab atas tindakan. Warnanya biru dan memancar sejauh 45 - 60 cm dari tubuh.

Keenam, celestial body atau spiritual body; ada hubungannya dengan cinta kasih. Warnanya pastel setebal 60 - 80 cm.

Ketujuh, lapisan causal body, juga disebut divine sheath. Lapisan ini berkaitan dengan akal, pengetahuan, spiritual, dan tampilan fisik.

Lapisan ini berwarna kemilau keemasan, bisa memancar sejauh 75 - 100 cm, bahkan lebih.

K.H. Jassin Assiry punya pendapat serupa. Aura pada manusia terdiri atas tujuh lapis warna. Ada yang bisa  berubah, ada yang tidak.

Aura, juga terbagi dua, aura luar dan aura dalam. Dalam mengamati aura, katanya, kita mesti menyusup hingga ke aura dalam.

"Kalau hanya melihat luarnya, kadang kala bisa kabur. Sebab, warna aura luar bisa berubah, sebaliknya warna aura dalam tidak. Yang dominan akan jelas kelihatan," jelasnya.

Tiap warna aura diyakini punya arti tertentu. K.H. Jassin Assiry menyebut warna biru sebagai warna surga. "Warna biru menyangkut segi ketuhanan dan kebenaran. Violet berarti kreatif.

Orang yang memiliki aura hitam atau gelap ada kecenderungan bersifat jahat. Merah  merupakan energi kehidupan, emosi, dan juga sebagai lambang keceriaan.

Oranye berkaitan dengan pikiran, tapi lebih memikirkan keduniawian, dan banyak keinginan. Ini kebalikan dari warna biru."

Secara garis besar, Paul Callinan menyebutkan hijau berarti religius campur rasa takut, kuning - intelektual kuat, merah - sombong, magenta - penuh kasih sayang, abu-abu - depresi, hijau lumut - egois, hitam - keinginan menyakiti orang lain (lihat gambar).

Arti macam-macam warna aura:

1a. Spiritulitas tinggi

1b. Kesetiaan disertai kasih sayang

1c. Kesetiaan pada cita-cita ideal

1d. Religius sejati

1e. Religius disertai cinta diri

4a. Mudah beradaptasi

4b. Iri hati

4c. Curang

4d. Ketakutan, khawatir

4e. Rasa tertekan

2a. Religius disertai rasa takut

2b. Kecerdasan tinggi

2c. Sangat intelektual

2d. Intelektual rendah

2e. Sombong

5a. Egois

5b. Serakah

5c. Mudah marah

5d. Nafsu seksual besar

5e. Pendendam

3a. Simpati

3b. Cinta sesama

3c. Kasing sayang tanpa pamrih

3d. Kasih sayang dengan pamrih

3e. Kasih sayang sejati

Salah pilih, serba seret

Dalam kenyataannya, terjadi interaksi antara warna benda dan warna aura manusia. Karena itu, "Meski orangnya cantik dan berkulit putih, tapi ia 'salah memilih' pakaian yang dikenakannya, bisa serba seret. Ya rezekinya, ya jodohnya," ungkap K.H. Jassin Assiry, memberi contoh bahwa warna punya kekuatan dan berpengaruh tertentu pada pemakainya.

Konon tidak setiap warna yang dianggap pas bagi seseorang akan cocok untuk orang lain. Dalam arti, bisa saja warna tertentu menunjang aura seseorang, tapi sebaliknya akan mematikan aura orang lain.

"Sebaliknya, kalau sinkron, warna itu akan membawa berkah atau keberuntungan bagi seseorang," katanya.

Warna yang menunjang dan mematikan aura, berbeda-beda bagi setiap orang.

"Bagi yang punya aura dominan kuning, baju yang dikenakan mestinya berwarna agak hijau. Warna kehijauan akan lebih menunjang dan memunculkan kelebihan yang dimiliki aura kuning. Apa yang diinginkan akan cepat tercapai. Tapi jangan pakai merah atau ungu, itu mematikan aura kuning."

Suatu perpaduan warna akan mengeluarkan aura baru. "Pakaian bercorak putih strip hitam kurang bagus, kurang mendukung kelebihan yang dimiliki seseorang. Demikian juga yang belang-belang hitam-putih.

Corak itu akan mempengaruhi kehidupan si pemakai. Misalkan, muncul rasa malas, suka menunda pekerjaan, dan sebagainya. Kombinasi warna yang demikian itu tidak menunjang semangat kerja," jelasnya.

Baju putih bisa cocok bila dipadu dengan berbagai macam warna bawahan. Dulu,  perpaduan kontras antara baju putih dengan bawahan hitam sempat populer.

Tapi, menurut K.H. Jassin Assiry, atasan putih; akan lebih baik kalau dipadu dengan bawahan biru tua. "Itu akan lebih langgeng. Kemudian, untuk pria, dasinya sedikit ada unsur warna biru dan merah; ini akan klop," katanya.

Hijau bawa rezeki

Sementara itu untuk ruangan, menurut. Jassin, paling bagus adalah warna hijau.

"Ruang kantor berwarna agak kehijauan sangat membantu dalam mengambil keputusan dengan baik. Hijau merupakan warna yang menyejukkan dan membawa berkah, termasuk dalam hal kekayaan. Kalau hijau kebiruan itu warna yang menenteramkan. Sebaliknya, warna merah kurang mengena untuk urusan bisnis. Dalam mengambil keputusan, misalnya, keputusan menjadi sering tidak tepat atau tidak fokus," ujar Jassin.

Tapi tidak berarti merah harus dihindari dalam kegiatan tertentu. "Merah memiliki energi dan kehidupan. Tanpa warna merah pun kurang bagus. Sedikit unsur merah bisa membangkitkan rasa emosi. Warna demikian cocok untuk tempat hiburan, misalnya diskotek atau restoran," katanya.

Masih mengenai pilihan warna, terutama untuk logo perusahaan, R.Aj. Chitranie Moestadjab, paranormal bisnis di Jakarta, pernah menyatakan bahwa yang paling bagus adalah warna kuning, atau gading dikombinasikan dengan hijau - dalam filosofi Jawa disebut pareanom (warna padi muda, sebagai lambang pengharapan - Red.).

Kalau warna itu digabungkan,  katanya, perusahaan akan kuat. Biru, merah, atau kombinasinya juga dianggap warna yang bagus. Sedangkan abu-abu dan merah jambu (dadu), menurut Chitranie, itu warna pantangan untuk logo.

Namun, menurut Kang Hong Kian, yang juga paranormal sekaligus ahli hong sui (feng shui), tidak ada warna khusus yang secara langsung mempengaruhi jalannya perusahaan.

Dalam hal logo, misalnya, yang harus dipertimbangkan adalah kesesuaian antara elemen dalam logo dengan elemen yang terkandung dalam bidang usaha dan elemen dalam pemilik atau penanggung jawab perusahaan. 

Selanjutnya, warna digunakan untuk memperkuat atau menyeimbangkannya.

Dalam kaitannya dengan itu, Hong Kian menyebutkan ada lima perlambang warna dalam hong shui. Putih itu logam, hitam adalah air. Keduanya mewakili unsur yin, sifat dingin yang dilambangkan dengan tanda minus.

Hijau lambang elemen kayu, dan merah itu api. Keseimbangan dari kesemuanya itu adalah warna kuning, yang melambangkan unsur tanah.

Untuk warna logo, Hong Kian menyarankan jangan sampai salah pilih kombinasi warna. Bukan hanya asal indah.

Logo dengan unsur warna putih (logam) yang digabung dengan merah (api), bisa membawa perusahaan sulit berkembang.

Lebih fatal lagi kalau warna putihnya  sedikit, sehingga logam akan meleleh oleh api, dan perusahaan bisa bangkrut.

Senada dengan Hong Kian, Lillian Too dalam bukunya berjudul Feng Shui menyebutkan bahwa soal pilihan warna mesti disesuaikan dengan jenis unsur pada setiap individu.

Bagi yang lahir pada tahun api, bangunan dengan warna dominan biru sangat tidak baik. Karena warna biru melambangkan unsur air yang dapat menghancurkan unsur api.

Sebaliknya, ia berunsur kayu, bangunan itu akan amat ideal, karena air baik bagi kayu. Bangunan yang didominasi putih melambangkan logam, dan baik bagi orang berunsur air; tapi buruk bagi orang kayu.

Jadi, masih menurut Lillian Too, pendekatan feng shui terhadap pemilihan warna berbeda-beda, tergantung masing-masihg individu.

Namun dari hasil pengamatannya, ia menemukan bahwa pendekatan terbaik adalah kembali ke prinsip dasar tentang keharmonisan, yakni keseimbangan yin dan yang, atau menerapkan filsafat unsur dengan memeriksa unsur orang yang bersangkutan, lalu menentukan warna yang melengkapi unsur orang itu.

Semisal, Anda dilahirkan pada tahun kayu, warna hitam (air) cocok untuk Anda. Usahakan menggunakan hitam sebagai warna dominan dan Anda pasti akan maju.

"Saya mengenal pengusaha restoran yang lahir pada tahun kayu yang mendekorasi dua restoran kelas atasnya di London dengan kombinasi  warna hitam. Perusahaannya terus maju, meskipun ada resesi di sana. Sebaliknya, bila Anda lahir pada tahun api, warna hitam (air) akan mematikan unsur Anda. Oleh karena itu, hindari sebisanya. Karena air memberi makan tanaman, tapi mematikan api."

Begitu tulis Lillian Too. Warna "untung" lainnya, tambah Lillian, adalah kuning emas dan hijau.

Memang ada warna tertentu  yang dianggap bisa mendatangkan keberuntungan, ada juga yang dianggap kurang membawa hoki.

Warna hijau muda cocok untuk urusan rezeki. Tapi bukan berarti tidak perlu warna yang lain. Untuk menghidupkan semangat bekerja, perlu dikombinasikan dengan sedikit merah atau oranye.

"Kombinasi hijau dengan sedikit oranye berkaitan dengan finansial atau kemajuan perusahaan," ujar Jassin. Jadi dalam memadukan warna, menurutnya, yang penting kombinasi atau persentasenya tepat.

la juga menyarankan, seorang pengusaha dalam memilih warna pakaian harus tepat, mengenali auranya, dan paham dengan gedung yang ditempati. Pengaruh warna sama seperti pengaruh hong shui. Gedung yang dianggap tidak hoki, kalau diberi warna yang benar, akan  mendatangkan keberuntungan.

Begitu pun ruang tamu, lanjut Jassin, sebaiknya hindarkan dari warna hitam atau merah tua. Hitam bisa menimbulkan keresahan, baik terhadap bisnis, rumah tangga,  anak-anak, dsb. Juga warna rumah secara keseluruhan akan berpengaruh ke dalam.

"Dinding abu-abu itu ruwet. Untuk pagar sebaiknya putih atau krem. Lebih bagus lagi biru telur bebek, warna yang membawa suasana tenang di dalam rumah," tambahnya.

Dari sudut pandang feng shui, Lillian Too menyatakan bahwa tidaklah menguntungkan bagi orang yang dilahirkan pada tahun api mempunyai rumah yang mengandung unsur air (atau benda berwarna hitam, kolam, air terjun buatan, dll), karena air menghancurkan api.

Sebaliknya, banyak tanaman atau benda berwarna hijau dan rumah terbuat dari kayu akan sangat menguntungkan, karena hijau (unsur kayu) menghasilkan api.

Bagi seseorang yang lahir pada tahun tanah, menurut Lillian Too, punya banyak tanaman tak akan menguntungkan.

Sebaliknya, akan sangat membantu bila ia memiliki benda berwarna merah terang dan bercahaya. Karena merah (unsur api) akan menghasilkan tanah.

Untuk menentukan (warna) ruangan atau pintu masuk, unsur yang dimiliki kepala keluarga yang mesti dipertimbangkan.

Selanjutnya, Lillian Too menyarankan tidak memakai warna gelap untuk langit-langit, karena menyerupai "awan" di atas ruangan.

Awan seperti itu sering menandakan nasib buruk, karena chi yang baik teralang dan tidak beredar. (A. Hery Suyono/G. Sujayanto)

(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1996)