Find Us On Social Media :

Warna Dinding Rumah Anda, Bisa Membawa Keberuntungan atau Malah Bencana?

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 20 September 2017 | 09:00 WIB

Dalam filosofi Timur, aura merupakan kekuatan hidup yang meliputi alam semesta, menjaga dan melindunginya agar tetap lestari dan harmonis. Meski ada di mana-mana, kekuatan itu terbanyak ada pada makhluk hidup.

Menurut Paul Callinan dalam sebuah tulisannya di Majalah WellBeing, aura pada manusia terbagi atas tujuh lapis.

Lapisan pertama, yang disebut lapisan etheric body, terdapat di sekitar tubuh dan paling mudah dilihat. Tebalnya ± 5 cm.

Kedua, lapisan emotional body, menghasilkan sebagian besar warna aura yang terlihat. Lapisan setebal ± 7 cm ini berkaitan dengan perasaan dan emosi. Setiap saat bisa berubah, tergantung pada kondisi emosi seseorang.

Ketiga, lapisan mental body, yang menyimpan keinginan dan inteligensia. Keempat, astral body, yang tebalnya 15 - 30 cm.

Kelima, intuitional body. Lapisan ini berkaitan dengan kemauan yang besar, kemampuan berpikir, pendengaran, dan tanggung jawab atas tindakan. Warnanya biru dan memancar sejauh 45 - 60 cm dari tubuh.

Keenam, celestial body atau spiritual body; ada hubungannya dengan cinta kasih. Warnanya pastel setebal 60 - 80 cm.

Ketujuh, lapisan causal body, juga disebut divine sheath. Lapisan ini berkaitan dengan akal, pengetahuan, spiritual, dan tampilan fisik.

Lapisan ini berwarna kemilau keemasan, bisa memancar sejauh 75 - 100 cm, bahkan lebih.

K.H. Jassin Assiry punya pendapat serupa. Aura pada manusia terdiri atas tujuh lapis warna. Ada yang bisa  berubah, ada yang tidak.

Aura, juga terbagi dua, aura luar dan aura dalam. Dalam mengamati aura, katanya, kita mesti menyusup hingga ke aura dalam.