Intisari-Online.com - Belakangan ini Israel kembali mendapatkan kecaman dari dunia atas aksinya terhadap rakyat Palestina.
Meski begitu, Negeri Yahudi tetap punya pendukung, salah satunya adalah sekutu setianya yang tak lain Amerika Serikat.
AS telah lama menjadi pendukung Israel. Meski, dengan dukungannya itu, Negeri Uncle Sam pun ikut 'memanen' kritik.
Sementara itu, Indonesia termasuk salah satu negara yang tidak mengakui Israel dan tidak punya hubungan diplomatik dengan negara tersebut.
Namun rupanya, Israel sendiri telah lama ingin menjalin hubungan dengan Indonesia.
Israel juga secara aktif mengungkapkan bela sungkawa ketika terjadi bencana di Indonesia, seperti yang terjadi pada 2018 lalu.
Melansir Times of Israel (24/12/2018), Israel menyampaikan ucapan bela sungkawa atas terjadinya tsunami di Indonesia yang menewaskan ratusan orang.
Itu adalah yang menghantam pesisir Banten dan Lampung, disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda.
Baca Juga: Pancasila Sebagai Norma Dasar Negara yang Fundamental, Seperti Apa Maknanya?
Peristiwa tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 itu, sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung tersebut.
“Simpati kami yang paling dalam kepada semua yang terkena dampak tsunami dahsyat di Indonesia,
"berharap semua yang terluka segera pulih dan mengungkapkan harapan untuk upaya pencarian dan penyelamatan,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Emmanuel Nahshon di akun Twitter-nya saat itu.
Bukan hanya tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, negara Indonesia juga telah menolak bantuan Israel, setidaknya di depan umum.
Berbicara tentang tsunami yang terjadi di Indonesia saat itu, dalam percakapan pribadi, pejabat Israel mengatakan bahwa bencana minggu ini berskala jauh lebih rendah dari tsunami sebelumnya yang melanda Indonesia tahun itu.
Ia juga mengatakan bahwa Jakarta tidak meminta bantuan dari masyarakat internasional.
Namun, Komite Distribusi Gabungan Yahudi Amerika mengatakan pihaknya "memberikan bantuan darurat dan menilai kebutuhan yang muncul melalui mitra lokalnya di Kecamatan Kalianda dan Rajabasa di Lampung."
Bantuan JDC tersebut mencakup "layanan kesehatan, air bersih, dan persediaan penting bagi para penyintas dan pengungsi," menurut siaran pers.
Sebelumnya, pada awal Oktober tahun itu, Israel dilaporkan mengirim bantuan ke Indonesia setelah gempa bumi dahsyat dan tsunami yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di negara kepulauan Pasifik itu.
Yerusalem dilaporkan mengirim pemurni air ke daerah-daerah yang terkena bencana melalui Palang Merah, meskipun pemerintah tidak pernah mengkonfirmasi bantuan tersebut.
Dilaporkan, LSM IsraAID yang berbasis di Israel bekerja untuk "menyediakan air bersih dan dukungan psikologis" kepada para korban bencana 28 September di Sulawesi.
Baca Juga: Rumah Sakit Husada, RS untuk Kaum Miskin Hasil Saweran Warga Tionghoa
Terkait keinginan Israel untuk menjalin hubungan dengan Indonesia diungkapkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 17 Oktober tahun itu.
“Indonesia sangat, sangat penting bagi kami. Ini negara yang sangat penting. Itu salah satu negara terakhir di dunia yang tidak memiliki hubungan terbuka dan kuat dengan Israel. Kebanyakan negara melakukannya, ”katanya pada konferensi internasional untuk jurnalis Kristen di Yerusalem.
“Indonesia lebih dari 200 juta orang. Ia memiliki Muslim. Ini memiliki puluhan juta orang Kristen.
"Kami ingin melihat mereka di sini. Kami ingin memiliki hubungan yang baik dengan mereka,” katanya.
Baca Juga: Inilah Lambang Israel, Ekspresi Cinta Damai di Antara Orang Israel
(*)