Perkawinan dengan hubungan kekerabatan yang terlalu dekat dapat meningkatkan risiko berbagai kelainan bawaan, salah satunya kelainan jantung kongenital.
Dalam suatu penelitian di Pakistan, bayi yang dilahirkan dari pasangan konsanguinitas secara signifikan memiliki risiko 2,59 kali untuk mengalami cacat pada jantung.
3. Riwayat sindrom metabolik pada ibu hamil
Kondisi gula darah tidak terkontrol, atau diabetes dan obesitas saat sebelum dan sesaat menjalani kehamilan, dapat mengganggu perkembangan janin sehingga dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung kongenital.
4. Infeksi campak jerman (rubella)
Infeksi rubella dapat menghambat perkembangan jantung pada janin. Vaksinasi rubella sebelum hamil adalah cara yang paling tepat mencegah hal tersebut.
5. Minum obat tertentu saat hamil
Beberapa obat saat hamil dapat meningkatkan risiko perkembangan janin yang tidak sempurna, seperti obat untuk meredakan kejang, obat ibuprofen, obat jerawat dengan isotretinoin, obat topikal dengan retinoid, serta obat anti-depresi yang mengandung lithium.
Selain itu, beberapa jenis antibiotik dan obat antiviral yang dikonsumsi saat ibu hamil pada trimester pertama juga meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat jantung bawaan.
6. Kondisi Phenylketonuria (PKU)
Ibu hamil dengan riwayat kondisi PKU yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bayi yang dikandungnya mengalami kelainan jantung kongenital.
Namun hal ini dapat diatasi dengan menerapkan pola makan yang sesuai dengan membatasi konsumsi protein.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR