Belanda pun dibuat kalang kabut dengan kenyatan itu. Mereka menangkap orang pribumi, lantas menyiksanya agar menunjukkan penawar upas.
Si tawanan pun terpaksa menyebut crinum sebagai penawar. Ketika tahu ada penawarnya, ketakutan Belanda berkurang.
Padahal sebenarnya, penyebab kematian banyak tentara itu lebih disebabkan oleh ketakutan daripada racun itu sendiri.
Yang jelas, getah upas mengandung cardiac glycoside yang disebut antiarin, racun yang kerap digunakan untuk anak panah.
Crinum (Crinum asiaticum) berupa semak yang tumbuh di sepanjang pantai, dengan daun panjang tersusun roset (seperti mawar).
Asli dari Asia dan Polinesia. Berbunga putih dengan mahkota panjang seperti pita. Crinum banyak digunakan sebagai tanaman lansekap di pinggir jalan. Karena tahan panas dan gampang tumbuh.
Barangkali, penggunaan racun dari tanaman sudah banyak dilakukan di nusantara. Hanya saja, sedikit yang terdokumentasi.
Yang jelas, racun tanaman lebih banyak digunakan untuk berburu binatang dan menangkap ikan. Getah upas juga digunakan untuk berburu binatang.
Agar racunnya lebih dahsyat, para pemburu mencampurnya dengan tanaman lain. Semisal dengan buah keluak (Pangium edule), getah rengas (Gluta wallichii) maupun getah oleander.
Bahkan bisa ular, sengat lebah, sengat kalajengking dan bulu ulat juga ditambahkan.
Cara sederhana yang hingga kini masih dilakukan di pedesaan, yaitu penangkapan ikan dengan akar jenu (Derris eliptica).
Akar ditumbuk lantas dimasukkan ke dalam sungai atau danau yang menjadi target. Tak berapa lama, ikan-ikan terkapar di permukaan air sehingga mudah ditangkap.
Santapan dari tanaman beracun
Di samping tanaman-tanaman "keji" yang digunakan dengan sengaja untuk membunuh, ada juga beberapa tanaman yang "membunuh" secara diam-diam.
Mereka ada di sekitar kita lo. Bahkan beberapa sering kita santap. Sebut saja daun ketela pohon (Manihot esculenta) yang mengandung sianida.
Untuk beberapa varietas, konsentrasinya tinggi. Makanya, sebelum dikonsumsi harus direbus dengan air mendidih. Jangan lupa, air rebusannya dibuang.
Masih sebagai sayur, batang dan daun keladi (Colocasia esculenta) mengandung kalsium oksalat yang membahayakan jika dikonsumsi. Terkena kulit saja bikin gatal.
Bayam (Spinacia oleracea) pun bisa menjadi sayur yang bermanfaat tetapi juga membawa petaka. Jika dimasak berlebihan, akan menyebabkan pembentukan batu oksalat pada kandung kemih dan ginjal.
Karena pemanasan meningkatkan kandungan oksalat terlarut dalam jaringan tanaman.
Pucuk tumbuhan paku jenis Pteridium aquilinum digunakan sebagai tanaman sayur oleh orang yang tinggal di pegunungan. Sebenarnya, tanaman ini mengandung zat karsinogen.
Hanya saja, orang Jepang tetap menggunakannya. Mereka bisa menghilangkan racun bila pucuk paku dimasak dengan kayu ash.
Buah tomat bisa menjadi beracun jika terlalu banyak menerima panas matahari. Lantaran solanin yang dikandungnya meningkat. Secara fisik bisa dilihat jika buah semakin hijau, kandungan solanin semakin tinggi. (Titik Kartitiani)
(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 2007)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR