Intisari-Online.com – Penjaga penginapan Lazio Kronberg dan istrinya tidak memiliki masa depan yang cerah di kota kecil Tisakurt, Hongaria.
Tahun 1919 pasangan itu telah menghabiskan simpanan mereka untuk mempertahankan penginapan itu selama Perang Besar itu.
Kini mereka hampir tidak mempunyai uang untuk membeli makanan.
Tragedi lain juga bermunculan. Putri mereka satu-satunya melarikan diri ke Budapest, di mana dia menjadi seorang pelacur.
Putra sulung mereka Nicholas juga meninggalkan rumah pada usia sembilan tahun setelah Lazio memecutnya karena gagal di sekolah.
(Baca juga: Bisa Jadi Saksi Kasus Pembunuhan, Mengapa Burung Beo Sangat Pandai Dalam Meniru Suara Manusia?)
Kedua putra lainnya meninggal semasa perang.
Setiap malam, pasangan lanjut usia itu duduk bersama dan membahas masa depan yang suram itu.
Akhirnya mereka mengambil keputusan sulit bahwa hanya tersisa satu harapan, yakni membunuh demi meraup keuntungan.
Dengan cermat mereka mempersiapkan diri untuk pembunuhan itu. Lazio menggali sebuah lubang sedalam 5 meter di dalam hutan.
Dia mengisinya dengan kapur mentah dan siap menjawab pertanyaan orang mengenai rencananya membangun rumah di udara terbuka.
(Baca juga: ‘Souvenir’ Tangan Mumi Korban Perkosaan dan Pembunuhan para Imam yang Membawa Petaka)
Dari sebuah toko di desa itu, Susi membawa pulang sebuah kantong berisi kristal strychnine.
Kepada karyawan toko itu dikatakannya untuk meracuni serigala di hutan.
Antara tahun 1909 dan 1912, sepuluh orang menghembuskan napas terakhirnya di penginapan Kronbert itu.
Semua kasus berakhir dengan makan malam dan minum anggur yang enak dan sesudahnya ... semuanya diracuni dengan zat beracun itu.
Pasangan itu semakin berhati-hati seiring dengan harta curian yang semakin menumpuk.
(Baca juga: Dipajang di Kedai Minuman, Potongan Tangan Korban Pembunuhan Ini Berhasil Bertemu dengan Pembunuhnya)
Tinggal satu korban lagi dan setelah itu lubang itu akan ditimbun untuk selamanya.
Seorang pria gemuk berusia kurang lebih tiga puluhan muncul tanggal 14 Agustus 1922.
Dia membawa kopor berat berisi penuh dengan uang keping emas.
Dia bekerja sebagai pemasar selama bertahun-tahun dan kini sedang mencari lahan yang tepat untuk menginvestasikan uangnya.
Ketika Susi memasak makan malam dan Lazio menyajikannya, tamu itu mengajak mereka makan malam bersama dan mereka boleh memanggil nama kecilnya, Lucky.
Sepanjang makan malam yang menyenangkan, tamu itu terus bercerita tentang perjalanannya dengan ramah sehingga suami istri Kronberg itu merasa berat hati membunuhnya.
Namun, hal itu harus dilakukan dan akhirnya Susi membuka anggur "istimewa"nya itu.
Tamu mereka yang gendut meninggal seketika setelah menghabiskan gelasnya, tubuhnya kejang dan bibirnya tertarik ke belakang setelah racun itu bekerja.
Di kamar tidur Lucky, mereka mencari tasnya yang berisi penuh keping uang emas.
Dengan tangan gemetar, Lazio memeriksa kantung pria yang sudah tewas itu dan melihat sesuatu – sebuah foto dari pasangan Kronberg itu sendiri.
Pasangan itu kemudian saling memandang dengan penuh rasa duka. Ternyata, mereka telah membunuh putranya sendiri yang telah lama hilang.
Mereka membiarkan koper berisi harta itu dan kembali ke ruang makan, di mana Lucky alias Nicholas tertelungkup di meja makan.
Mereka menulis sebuah pengakuan lalu kembali duduk bersamanya.
Tiga hari kemudian, penduduk setempat menemukan ketiganya telah mati akibat keracunan strychnine.
Tahun-tahun berikutnya, hanya sedikit orang yang berani masuk ke rumah itu.
Mereka yang berani menginap dua atau tiga malam untuk mempertimbangkan membeli tempat itu selalu berubah pikiran karena selalu muncul pemandangan yang mengerikan, 13 sosok hantu dari tahun 1920-an, duduk mengelilingi meja makan.
Bibir mereka tertarik ke belakang sambil menyeringai.
Perang Dunia datang dan pergi. Rumah penginapan itu semakin kumuh dan terabaikan.
Tidak seorang pun mau menghabiskan malam di sana atau sekadar mendekatinya. Kemudian pada tanggal 23 September 1980, penduduk desa melihat api membubung tinggi ke udara akibat ulah seseorang yang membakar rumah itu.
Penginapan itu pun hancur lebur menjadi abu.
Tidak seorang pun berusaha mencari penyebab kebakaran itu dan tidak seorang pun peduli.
Tisakurt akhirnya terbebaskan dari rumah horor itu.
(Seperti pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)