Sedangkan untuk keperluan minum di meja makan masih dipakai air sumur atau leding yang sudah disaring dengan alert penjernih air sendiri.
Spring water ialah air (kemasan juga) yang khusus diambil dari mata air. Biasanya dari pegunungan yang belum tercemar limbah industri.
Ia harus dibotolkan segera di sumbernya dan tidak boleh diproduksikan di sembarang tempat lain di luar sumber itu.
Karena itu harganya juga boleh lebih mahal daripada table water.
Dengan merosotnya reputasi air leding akhir-akhir ini, masyarakat negara industri seperti Eropa, Amerika, dan Jepang, yang sudah tercemar berat sumber daya airnya, makin banyak yang beralih memakai spring water daripada table water.
Apa lagi kalau mereka makan di restoran dan kedai fast food.
Air sumber pegunungan ini juga harus netral dan tidak boleh berisi mineral, termasuk bikarbonat.
Kalau pun kebetulan mengandung mineral, hanya boleh sedikit saja, agar pH (derajat keasaman)-nya masih mendekati netral. Air itu tidak berbusa.
Sebaliknya, mineral water ialah air (kemasan) yang justru harus mengandung salah satu mineral alami terlarut, paling sedikit 50 mg/l.
Mineralnya berupa kumpulan magnesium, kalsium, kalium, dan natrium dalam perbandingan tertentu. Tetapi di antaranya selalu ada yang paling menonjol pekatnya.
Ada air mineral yang menonjol kadar magnesiumnya (misalnya 191 mg/1 dalam air merek Rhodius), dan ada yang mencolok kalsiumnya (471 mg/1 dalam Contrex).
Susunan mineral ini harus dicantumkan pada label kemasan, agar pembeli tahu, jenis mineral apa yang dominan, dan seberapa rendah kadar natriumnya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR