Intisari-Online.com – Sudah bertahun-tahun kita dilanda mode minum air kemasan dalam botol plastik.
Sayang, kadang-kadang ada yang kotor atau bahkan berlendir, sampai secara berkala masyarakat dibuat heboh. Bagaimana kiat kita agar air ini tetap aman diminum?
--
Di depan lampu merah perempatan Rasuna Said - Gatot Subroto Jakarta Selatan, sopir taksi yang saya tumpangi membuka botol plastik air minumnya dan melepas dahaga dengan nikmat.
Saya ditawari air itu juga, tapi saya rasa itu hanya basa-basi. Yang menawari sungguh-sungguh ialah anak tanggung yang menjajakan botol serupa tapi lebih kecil.
"Akua-akua-akua!" teriaknya tak sabar. Nada suaranya seperti orang tergesa-gesa, dan siratan matanya memaksa: "Cepetan, dong. Beli nggak?"
Secepat itu pula ia pindah ke mobil lain. "Akua-akua-akua!"
(Baca juga: Terbongkarnya Pabrik Pengoplos Aqua Ini Jadi Alasan Kita Harus Waspada Jika Air Mineral Berwarna dan Berasa)
Inilah salah satu gambaran betapa luasnya sudah, air botolan menjangkau masyarakat. Air itu laris di kalangan para sopir.
Ada kepercayaan, bahwa sopir bisa mengurangi risiko sakit ginjal kalau melepas dahaga tidak dengan limun, kopi, sirup atau susu coklat, tapi air putih.
Memang lebih praktis
Di restoran besar dan hotel berbintang pun kita dihidangi air botolan. Bukan air leding lagi.
Kalau restoran bergengsi dulu menghidangkan air putih dari kan ke dalam gobelet di atas meja, (sebelum kita menyantap makanan yang dipesan), restoran masa kini mengucurkan air botolan langsung dari botolnya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR