Pasukan Jerman pada suatu saat berusaha memusnahkan satuan komando itu dengan meriamnya dalam jarak cukup dekat.
Namun moncong meriam tidak dapat dibuat lebih menukik lagi, sehingga pelurunya hanya lewat di atas kepala pasukan komando.
Akhirnya karena kehabisan peluru, pasukan ini pun terpaksa mundur, turun ke pantai dan balik ke perahu pendarat mereka.
Nasib satuan komando lainnya tidaklah sebaik mereka. Banyak dari mereka yang terbunuh ketika masih berada di perahu pendarat maupun di pantai.
Di antara yang tewas adalah Letnan Edwin Loustalot (19 thn) dari US Rangers. Ia menjadi prajurit Amerika pertama yang tewas di daratan Eropa dalam perang ini.
Di tempat lain sepasukan komando berhasil meghancurkan kubu pertahanan Jerman dan meledakkan keenam pucuk meriamnya.
Puluhan pasukan Jerman terbunuh dalam pertempuran jarak dekat dengan bayonet. Sisanya empat orang yang masih hidup, ditawan untuk dibawa ke Inggris.
Namun serangan pasukan induk untuk membentuk garis pertahanan di pantai mengalami perlawanan hebat dari pasukan Jerman yang memang telah siap menyambut.
Sebagai akibatnya, garis pertahanan itu pun ambruk, dan nasib serbuan serta ambisi menguasai kota Dieppe pun semakin suram.
Begitu pula pendaratan di Puys, pantai pesiaran di pesisir Dieppe harus menghadapi pertahanan musuh yang sudah siap siaga.
Tembakan Jerman menghujani kapal-kapal pendarat, yang begitu tiba di pantai langsung membuka pintunya untuk menumpahkan pasukan. Di sinilah pembantaian dimulai.
Para penembak jitu Jerman mengarahkan peluru mereka kepada para perwira Kanada serta operator radio komunikasi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR