Advertorial

Pilot Lion Air JT 610 Sempat Minta Kembali ke Landasan, Ini Alasan Kenapa Pesawat Terpaksa 'Return to Base'

Moh. Habib Asyhad
Aulia Dian Permata
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Pilot Lion Air JT 610 sempat menghubungi menara pengawas ATC dan meminta kembali ke pangkalan. Ini tiga kondisi yang menyebabkan RTB harus dilakukan
Pilot Lion Air JT 610 sempat menghubungi menara pengawas ATC dan meminta kembali ke pangkalan. Ini tiga kondisi yang menyebabkan RTB harus dilakukan

Intisari-Online.com - Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 masih menyisakan tanda tanya.

Hingga saat ini blackbox atau kotak hitam pesawat ini belum ditemukan dan begitu pula dengan badan pesawat.

Basarnas dan tim evakuasi masih terus melakukan pencarian di lokasi yang diduga sebagai lokasi jatuhnya Lion Air JT 610.

Puing pesawat, barang milik korban dan tubuh korban telah ditemukan meski belum semuanya.

Baca Juga : Orangtua Bhavye Suneja, Pilot Lion Air JT 610 di New Delhi Murung, Tak Mau Bicara dan Terus Mengurung Diri di Kamar

Pesawat JT 610 ini jatuh karena diduga mengalami kesalahan teknis pada mesin pesawat.

Presdir Lion Air Edward Sirait mengakui bahwa pesawat dengan nomor PK-LQP ini sebelumnya telah dilaporkan mengalami kesalahan teknis.

Pada Minggu tanggal 28 Oktober 2018, pesawat ini terbang dari Denpasar ke Jakarta dan saat itu penerbangan sempat tertunda karena ada kesalahan teknis.

Namun sesuai dengan prosedur Lion Air, pesawat ini telah diperbaiki sesuai keluhan yang dicatat pilot di Logbook pesawat.

Baca Juga : Kenyataan Memilukan Seekor Gajah Sirkus, Dibaliknya ada Latihan yang Membuatnya Harus Tunduk!

Usai diperbaiki, teknisi Lion Air kembali merilis pesawat ini dan menyatakan bahwa pesawat laik terbang.

Beberapa menit setelah lepas landas, kapten pilot Bhavye Suneja menghubungi menara ATC dan meminta untuk kembali mendarat di Soekarno-Hatta.

Dalam dunia penerbangan, hal itu dikenal dengan istilah Return to Base (RTB).

Berdasarkan wawancara Kompas TV dengan Kapten Rama Noya, ketua ikatan pilot Indonesia, ada beberapa kondisi yang membuat pilot meminta RTB.

Baca Juga : 21 Anggota Kemenkeu Jadi Korban Lion Air JT 610, Semua Pegawai Kemenkeu Kenakan 'Baju Duka' Selama 4 Hari

Menurut Rama, pilot bisa melakukan RTB jika pesawatnya dalam kondisi emergency atau dalam bahaya.

RTB sendiri bukan hal tabu. Cukup sering pilot memutuskan untuk kembali ke pangkalan demi keamanan pesawat juga para penumpang.

Bahkan dalam pelatihan, pilot juga dilatih untuk menilai kondisi pesawat apakah perlu RTB atau tidak.

Baca Juga : Foto-foto Terakhir yang Diduga dari Lion Air JT 610 Tersebar, Kemenkominfo: Itu Semua Hoaks!

Rama juga menambahkan ada beberapa kondisi yang membuat pilot memutuskan kembali ke pangkalan, yaitu :

  1. Mesin pesawat terbakar atau terlalu panas.
  2. Mesin pesawat mengalami kegagalan operasi.
  3. Cuaca dalam keadaan sangat buruk sehingga pilot merasa tidak aman menerbangkan pesawat.
Kebanyakan pilot memutuskan kembali ke pangkalan karena ada indikator eror dari sistem keamanan pesawat.

Hanya saja, alasan untuk RTB tak bisa segera diketahui karena pilot dan teknisi perlu menyelidiki informasi dan data eror dalam pesawat sebelum menyatakan indikatornya.

Baca Juga : Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 Menambah Catatan Buruk yang Disorot Dunia

Saat pesawat melakukan RTB, maka pesawat akan kembali mendarat ke pangkalan dan sementara menunda penerbangan.

Permasalahan atau eror yang dihadapi oleh pilot akan dicatat dalam buku khusus yang mencakup catatan eror apa saja yang pernah dialami pesawat itu.

Berdasarkan laporan pilot, teknisi akan memperbaiki pesawat sesuai prosedurnya.

Baru setelah proses maintenance atau perbaikan selesai, teknisi membuat rilis apakah pesawat bisa melanjutkan penerbangan, laik terbang atau tidak.

Dalam kasus Lion Air JT 610 ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pilot Bhavye Suneja meminta kembali ke pangkalan.

Sebab sebelum menara ATC sempat memberi konfirmasi ulang, pesawat sudah tak bisa dihubungi lagi.

Semua pihak berharap blackbox bisa segera ditemukan agar rekaman aktivitas mesin selama penerbangan bisa diketahui.

Baca Juga : Korut dan Korsel Damai, ‘Tempat Paling Menakutkan di Bumi’ Siap Berubah Jadi ‘Obyek Wisata’

Artikel Terkait