Advertorial
Intisari-Online.com – Jenis pesawat milik maskapai penerbangan Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10) adalah Boeing 737 Max 8.
Seperti dikutip dari Tribunnews.com, Malindo Air, salah satu anak perusahaan Lion Air Group, resmi mendapatkan Boeing 737 MAX 8 yang pertama di dunia untuk memperkuat armadanya.
Pesawat boeing 737 Max 8 pertama itu diberikan nama Batik Malaysia.
Seremonial penerbangan pertama boeing 737 Max 8 berlangsung di Bandara Kuala Lumpur International Airport dengan rute penerbangan Kuala Lumpur ke Singapura pada Mei 2017 lalu.
Baca Juga : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh di Laut Jawa: Berapa Lama Proses Pembusukan Jasad di Air?
Dalam acara tersebut hadir pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana serta Senior Vice President, Asia Pacific & India Sales, Boeing Commercial Airplanes, Dr Dinesh Keskar, serta CEO dari Malindo Air, Chandran Rama Muthy.
Chandran Rama Muthy mengatakan Malindo bangga menjadi maskapai yang mengoperasikan Boeing 737 MAX 8 pertama di dunia.
Sedangkan pesawat Boeing 737 NG sebelumnya telah melayani Malindo Air dengan sangat baik dalam pertumbuhannya.
Lion Air Maskapai Pertama di Indonesia yang Pakai Boeing 737 Max 8
Sementara di tanah air, maskapai penerbangan Lion Air menjadi yang pertama menggunakan jasa boing 737 Max 8.
Pesawat ini diterima pihak Lion Air pertama kali pada Juli 2017 di Bandara Soeakrno-Hatta.
Pesawat boeing jenis ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pesaat jenis pesawat generasi sebelumnya (737 NG).
Berikut beberapa kelebihan boeing 737 Max 8, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga : Lion Air JT 610 Jatuh, Ini Panduan Memilih Posisi Tempat Duduk Paling Aman di Tiap Moda Transportasi
1. Sayap model baru
Dari segi aerodinamika, B737 MAX 8 mengusung desain winglet terbaru, yang dijuluki Scimitar Winglet.
Ujung sayap B737 MAX 8 terlihat seperti dibelah menjadi dua, satu menjulur ke atas dan satu ke bawah. Inilah ciri utama varian B737 MAX.
Winglet di ujung sayap berguna untuk memecah turbulensi udara yang terjadi di ujung sayap, saat pesawat berjalan dalam kecepatan tinggi.
Turbulensi yang dihasilkan itu menghasilkan drag (daya hambat).
Karena menghambat laju pesawat, maka mesin membutuhkan tenaga lebih, yang ujung-ujungnya drag ini membuat konsumsi bahan bakar boros.
Dengan winglet tambahan di ujung sayap, turbulensi udara di ujung sayap tadi bisa dipecah.
Dalam uji aerodinamika, udara yang menggulung di ujung sayap terlihat menjadi lurus alirannya, meminimalisir drag.
2. Mesin lebih hemat dan senyap
Baca Juga : Begini Jawaban Rusdi Kirana Terkait Lion Air yang Dianggap Selalu 'Delayed'
Sementara dari segi mesin, B737 MAX menggunakan mesin jenis terbaru, CFM LEAP 1B. Desain mesin ini diklaim lebih senyap dibanding generasi mesin sebelumnya, yakni CFM56.
Diameter mesin CFM LEAP-1B juga lebih besar 20 cm, sehinga menurut Boeing, menghasilkan thrust lebih besar.
Dengan demikian, konsumsi bahan bakar mesin CFM LEAP-1B diklaim 11-12 persen lebih hemat.
Operating cost-nya juga diklaim 7 persen lebih hemat dibanding mesin CFM56 yang dipakai varian 737 NG (Next generation).
Untuk membuat kabin menjadi lebih senyap, polusi suara (noise) yang dihasilkan oleh mesin CFM LEAP-1B juga sudah diturunkan.
Caranya, Boeing membuat desain penutup mesin bergerigi di bagian belakangnya.
Desain bergerigi ini (chevron-fringed) sama dengan yang dimiliki oleh mesin yang dipakai pesawat Boeing lainnya, yakni B787 Dreamliner dan B747-8 Intercontinental.
Inilah ciri lain yang membedakan 737 MAX dengan 737 NG.
Selain dua di atas, aerodnimaika dan mesin, terdapat juga upgrade di sektor lain, seperti avionik, kokpit yang lebih ringkas, dan sebagainya.
Mengutip laman boeing.com, harga 1 unit pesawat ini adalah 117,1 juta dolar AS atau setara Rp1,779 triliun (kurs=Rp15.200).
Sementara jenis pesawat boeing 737 yang paling mahal adalah Max 10 seharga 129,9 juta dolar AS (Rp196 triliun) dan yang paling rendah harganya adalah boeing 737-700 yakni 85,8 juta dolar (Rp129 triliun.
Baca Juga : Angka Keberuntungan ‘3’ dan ‘8’ dalam Pertarungan David Melawan Goliath di Dunia Penerbangan