Advertorial

Gempa di Situbondo Disebabkan Pergerakan Sesar Kambing yang Membentang dari Utara Jawa Timur hingga Madura

Aulia Dian Permata
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Gempa yang terjadi di Situbondo diperkirakan karena aktivitas pergerakan sesar Kambing yang memanjang dari utara Jawa Timur hingga Madura
Gempa yang terjadi di Situbondo diperkirakan karena aktivitas pergerakan sesar Kambing yang memanjang dari utara Jawa Timur hingga Madura

Intisari-Online.com - Gempa bumi dengan kekuatan 6,0 skala Richter mengguncang Situbondo, Jawa Timur pada Kamis (11/10/2018) dini hari.

Gempa dengan magnitudo cukup kuat ini juga bisa dirasakan hingga ke Bali.

Menurut catatan BMKG Karangkates, telah terjadi gempa susulan sebanyak 14 kali sejak gempa pertama pukul 02.22 hingga 09.25 WIB.

Getaran gempa susulan tidak sekuat dengan gempa pertama.

Baca Juga : Masih Banyak Korban Belum Ditemukan, Mengapa Pemerintah Hentikan Pencarian Korban Gempa dan Tsunami Palu?

Dalam gempa ini dilaporkan 3 orang meninggal dunia dan beberapa rumah mengalami kerusakan di Sumenep, Madura.

Dewan Penasihat Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari memperkirakan gempa ini terjadi karena ada pergerakan pada Sesar Kambing.

"Kajian ringkas dan sederhana dari data peta geologi serta penelitian struktur geologi daerah sekitar Jawa Madura ini, diperkirakan gempa Situbondo disebabkan karena Sesar Kambing," kata Rovicky seperti dilansir dari CC.

Sesar kambing berbentuk sesar naik (backthrust) telah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Baca Juga : Fenomena 'Tembok' Raksasa yang Terbentuk Usai Gempa 7,8 SR Mengguncang Selandia Baru

Sesar kambing mendatar dan lebar serta memanjang dari sisi utara Jawa Timur hingga memotong melewati Pulau Madura sampai ke Sakala di sebelah utara Kangean.

Tak main-main, panjang Sesar Kambing mencapai 300 kilometer.

Sesar Kambing diperkirakan masih termasuk cabang dari zona RMKS (Rembang Madura Kangean Sakala).

Untuk kekuatan maksimal gempa yang bisa muncul akibat pergerakan sesar Kambing, Rovicky masih belum bisa mengatakan jawaban pastinya.

Baca Juga : F-35 Mampu Hancurkan Musuh Tanpa Harus Lepaskan Tembakan, Ini Caranya!

Sebab, energi gempa tergantung dari magnitudo gempa yang dihasilkan.

"Kalau akibat besaran goyangannya ya tergantung dari kedalaman pusat gempa. Pusat gempa di darat akan lebih mempengaruhi permukaan. Kalau dislokasi (naik atau turun sesar) berada di lautan, malah bisa menyebabkan tsunami," jelas Rovicky dilansir dari Viva.

Sesar-sesar di Indonesia masih sangat aktif bergerak hingga saat ini kebanyakan sesar yang diketahui berada di darat.

Namun, Rovicky menambahkan adanya kemungkinan sesar bawah laut yang harus diperhatikan.

Beberapa sesar yang masih aktif di Indonesia antara lain: Sesar Palu Koro, Sesar Sumatera, Sesar Mentawai, dan Sesar Lembang.

Semoga gempa di Situbondo segera usai dan situasi kembali kondusif.

Artikel Terkait